Thoriqoh adalah jalan menuju kepada Allah Swt. Setelah kita mengetahui tentang prinsip (aqidah), sehingga kita mengetahui mana yang wajib mana yang mustahil dan mana yang ja’iz bagi Allah. Dan bisa mengetahui serta bisa membedakan mana yang hak dan mana yang batil, mana yang halal dan mana yang haram. Serta mengetahui kewajiban-kewajiban individu kepada TuhanNya. Seperti Sholat  –khususnya- dengan syarat-syaratnya. Walaupun cara mempelajarinya tidak semudah yang kita harapkan, secara sempurna.  Namun paling tidak sudah melangkah sesuai ketentuan (hukum) dan sesuai dengan ilmu.


Apabila telah mempelajari itu secukupnya, alangkah baiknya segera untuk mempelajari atau masuk kedalam thoriqoh yang sehingga bisa mengantarkan hati dalam menemukan kekhusyu’an dalam menjalankan sholatnya. Dari itu akan tambah disanubarinya; merasa dilihat dan di dengar oleh Allah Swt. Hal yang demikian tidak hanya dalam sholat belaka tetapi akan menjadi bekal hidup, untuk sehari-harinya.

Akan tetapi tidak mudah untuk mendapatkan ke-khusyu’an. Merasa dilihat dan didengar oleh Allah.  Dan mensosialisasikan, khususnya untuk pribadi. Karena itu sesuai dengan sabda Nabi Saw; “setiap manusia dalam tubuhnya terdapat segumpal daging yang disebut ‘mudhoh’, bila segumpal darah itu baik, bersih, semuanya akan berpengaruh baik dalam pola pikir dan lain sebagainya”. Lalu sahabat bertanya; ‘apakah mudhgoh itu wahai Rasulullah Saw. Di jawab oleh baginda Nabi Saw; ‘ mudhgoh itu adalah hati’.
Sumber segala penyakit, seperti takabur, sombong, dengki, hasud, pelupa kepada yang Maha Kuasa dan penyakit hati yang lainnya, sumbernya ada dihati itu sendiri.  Kalau kita mandi, wudhu, cuci muka, jelas alatnya; pembersih tersebut adalah air. Bahkan ada yang menambah dengan farfum. Tidak cukup dengan air saja maka ditambah dengan farfum, selain itu memakai alat pembersih seperti sabun. Sehingga selain badan kita bersih juga harum.
Kita jarang berfikir, kalau kita mandi, cuci muka atau wudhu sehari berapa kali, seminggu berapa kali, pernahkah kita mewudhui, mencuci atau memandikan hati kita. Kita sadar atau tidak kalau daki-daki yang ada dalam badan kita kita bersihkan, kita gosok. Lalu kapan kita bersihkan hati kita, dan kita gosok hati kita, supaya karat-karat yang ada dalam hati, bersih. Sehingga seandainya hati bersih, bilamana karat-karatnya hilang, cahaya besi yang putih mengkilat itu akan Nampak.
Karat-karat  tersebut saya umpamakan seperti  penyakit hati, seperti takabur tersebut diatas. Apabila kita menyadari, terkadang kotoran hati itu sendiri mendorong kita berbuat satu kesyirikan yang kita sendiri tidak mengetahui. Lain daripada itu, kita banyak  tertipu dengan peranan nafsu. Nafsu itu bagaikan anak kecil, nangisnya membuat hati kita iba, tertawanya membuat hati kita lega atau terhibur. Sadar atau tidak anak itu akan tumbuh besar. Bilamana kita tidak mengawasinya, mungkin akan kencing seenaknya. Berbeda pada waktu kencing masa bayi.
Dari sinilah Thoriqoh berperan untuk membersihkan segala penyakit hati. Kalau mandi mempunyai alat; air, sabun dan farfum. Sedangkan dalam membersihkan hati alatnya adalah dengan dzikir. Sebagaiama firman Allah: ‘Ala bidzikrillah tathmainna al qulub’, ketahuilah hanya dengan berdzikir pada Allah hati kita akan menjadi tentram.
Itulah diantaranya yang bisa membersihkan hati kita. Bilamana karatan-karatan ini terkikis sedikit demi sedikit dengan bidzikrillah akan membuka sedikit demi sedikit pancaran cahaya iman yang telah tumbuh di hati kita yang tadinya banyak terhalang dengan karatan-karatan yang ada dihati. Bilamana cahaya keimanan yang didukung dengan bidzikrillah itu mulai terpancar, maka akan mewarnai pandangan pola pikir, pandangan mata, telinga kita sampai pada perilaku-perilaku kita, yang jauh dari perbuatan-perbuatan yang tidak diridhoi oleh Allah Swt dan Rasul-Nya.  Itulah Thoriqoh, mengantrar setiap individu manusia sehingga sampai kepada Allah Swt. Sadar bahwa dirinya  selaku hamba,  sadar kewajiban hamba pada Tuhannya. (tobe continu[Tsi])

thumbnail-cadangan (KAJIAN AKHLAK) CARA NABI MUHAMMAD SAW MENGHADAPI PENGHINAAN Kita sering menjumpai penghinaan dan perlakuan yang tidak menyenangkan yang ditujukan kepada Nabi Muhammad dan Alquran, baik melalui kartun maupun fitnah terhadap ayat-ayat Alquran. Kasus terbaru dilakukan Sam Bacile lewat filmnya "Innocence of Muslims". Kita mesti meneladani sikap Rasulullah saw., dalam menghadapi berbagai

thumbnail-cadangan "KHASANAH ILMU"  Nasehat Lukman Al Hakim Pada Anaknya oleh: Mibinibinu Bheen Yahya Satu-satunya manusia yang bukan nabi, bukan pula Rasul tapi kisah hidupnya diabadikan dalam Qur'an adalah Lukman Al Hakim. Kenapa, tak lain, karena hidupnya penuh hikmah. Suatu hari ia pernah menasehati anaknya tentang hidup. "Anakku, jika makanan telah memenuhi perutmu, maka akan matilah pikiran dan

thumbnail-cadangan BULAN SERIBU SUJUD DAN SHALAT TARAWIH 20 RAKAAT Alhabibana Munzir bin Fuad Al-Musawa berkata: “ Inilah (Ramadhan) bulan agung, inilah bulan yang juga dinamakan BULAN SERIBU SUJUD, Kenapa disebut dengan BULAN SERIBU SUJUD? Karena orang yang melakukan tarawih setiap malam 20 rakaat, berarti 40 kali dia bersujud pada Allah setiap malamnya, kalau dengan witir 3 rakaat, tiap satu rakaat kan dua

thumbnail-cadangan Kehadiran dan taushiyah Maulana Habib Luthfi bin Yahya memang selalu ditunggu dan dinanti-nanti oleh masyarakat. Hal itu pula yang terjadi ketika Beliau hadir dan memberi taushiyah di Desa Panggangsari pada Ahad, 23 September 2012 jam 13.00 WIB. Kurang lebih 1.300 jama’ah memadati komplek PP. Al-Qodiriyah Panggangsari, padahal informasi bahwa penceramahnya adalah Maulana Habib Luthfi baru

thumbnail-cadangan ULAMA-ULAMA INDONESIA DI HAROMAIN (MAKKAH DAN MADINAH) EMBRIO NU DI INDONESIA Maulana Al-Habib Muhammad Luthfi Bin Ali Bin Hasyim Bin Yahya Banyak diantara kita yang kepaten obor, kehilangan sejarah, terutama generasi-generasi muda. Hal itupun tidak bisa disalahkan, sebab orang tua-orang tua kita, sebagian jarang memberi tahu apa dan bagaimana sebenarnya Nahdlatul Ulama itu. Karena

thumbnail-cadangan Berdamai dengan Diri Melalui Thariqah Menuju Kedamaian HakikiThariqah adalah :- Pertama, untuk meningkatkan kedudukan atau maqamatil ‘ubudiyyah secara individu, sehingga sadar dan meningkatkan kesadaran apa saja kewajiban-kewajiban yang diperintah oleh Allah dalam meningkatkan taat kepada syari’atillah yang disertai khidmah (pengabdian) kepada Allah Ta’ala. - Kedua,  meningkatkan ketaatan dan

KERAMAT WALI

“Karomah wali” bagian materi yang disampaikan oleh Habib lutfi dalam peringatan khaul Syaikh Abu Hasan Ali al-Syadlili di Desa Pajomblangan Kedungwuni.
Karomah yang dalam bahasa jawa disebut  “keramat”,atau dalam istilah lain mukjizat,( pemakaian kata mukjizat ini aviliasinya lebih ke para Nabi maupun Rasul), sering disalah artikan. Banyak yang mengaviliasikan  karomah  ke suatu  hal yang bersifat mistis, aneh, dan  irasional. Status kewalian  para wali yang hanya di pandang dari sudut bagamaiana seorang wali ini mampu melakukan  hal-hal yang bersifat  irasional tentunya bukanlah hal yang tepat, walupun keramat itu benar adanya, namun ini tidak bisa dijadikan justfikasi untuk membuktikan kewalian para wali. Karena menurut Abah Lutfi seorang wali itu bukan hanya seorang yang mampu mengeluarkan keramat saja,keramat itu keluar pada waktu-waktu tertentu dan ketika dibutuhkan, kalau tidak dibutuhkan ya tidak bisa keluar. Dari sini kita juga harus melihat bagaiamana seorang wali berjuang dan terutama memberi maslahah, memberi solusi terhadap permasalahan-permasalahan ummat dan lain –lain.
Wali yang dibutuhkan dewasa ini bukanlah wali yang hanya berkeramat itu tadi, namun  lebih ke bagaimana wali mampu memberi maslahah li al-Ummat, sejauh mana wali mampu memberi perubahan baik di bidang ekonomi dan lain-lain. Syaikh Abu Hasan Ali al-Syadlili ketika umur tujuh tahun sudah mampu memberi perubahan terhadap perekonomian menjadi bukti akan hal itu, wali songo yang sudah meninggal yang sampai sekarang masih bisa memberi kehidupan para pedagang disamping makam-makamnya pun juga sebuah bukti nyata akan kewalian para wali.
Mari kita lihat  Rasulullah sendiri,mukjizat terbesarnya adalah al-Qur’an, mengapa tidak sebagaimana nabi Musa yang mempunyai mukjizat membelah laut dengan tongkat, bagi nabi Isa yang mempunyai mukjizat menyembuhkan orang sakit lepra hanya semata-mata dengan menjamah.
Maka timbullah pertanya’an, mengapa mukjizat nabi Muhammad hanya al-Qur’an yang dibaca, atau satu kitab yang dipelajari, bukan sebagaimana mukjizat yang mengagumkan akal? Mengapa tidak sebagaimana yang ada pada nabi Musa, Mengapa tidak api yang tidak menghangusi nabi Ibrahim, atau sebagai nabi Isa yang menyembuhkan orang buta dan lepra itu.
Orang-orang musyrikin di Makkah dahulupun pernah meminta supaya Nabi Muhammad Saw. menunjukan suatu mukjizat, misalnya bukit shafa menjadi emas, atau beliau sendiri mempunyai sebuah rumah dari emas, dan beberapa permintaan yang lain.. Tetapi permintaan mereka tidak dikabulkan oleh Allah atau tidak memandang itu lebih penting dari mukjizat al-Qur’an. Beberapa hadits  sahih yang telah diriwayatkan dari sahabat beliau, bahwa beliapun pernah mempertujukkan mukjizat yang aneh-aneh dan ganjil, misalnya keluar air yang diminum oleh 1200 orang dari dalam timba beliau yang kecil di Hudaybiyah, atau hujan lebat disekitar kemah tentara saja dan tidak turun di tempat lain sehingga semuanya dapat menampung air, yang banyakinya 30.000 orang dalam perjalaanan kepeperanga Tabuk dan bebrapa mukjizat yang lain. Tetapi mukjizat-mukjizat yang demikian tidaklah beliau jadikan tantangan kepada kaum musyrikin. Beliau menentang lawan hanya dengan mukjizat al-Qur’an. Dengan al-Qur’an beliau mengokohkan risalatnya dan dengan al-Qur’an belaiu menambah  iman pengikut-pengikut belaiu, kaum yang beriman, sampai hari kiamat.Mukjizat seorang Rasul ataupun seorang nabi selalu disesuaikan Tuhan dengan zaman hiduap Rasul atau Nabi itu sndiri, dan harus sesuai  pula dengan macam-ragam risalat yang dibawanya. Apabila risalatnya itu adalah risalat yan g nyata untuk seluruh manusia, yang kekal dan tidak akan berubah lagi sampai selama-lamanya, hedaklah mukjizatnya itu yang kekal dan merata pula, yang kian mendalam orang berfikir, kian mengakui akan mukjizat itu. Mukjizat sekali-kali tidak akan kekal, kalau dia hanya merupakan suatu kejadian yang dapat dilihat mata disuatu masa. Sebab apabila Rasul yang membawa mukjizat itu telah berpulang ke rahmatullah, mukjizat itu tidak akan bertemu lagi. Dan ada pula suatu kejadian yang dipandang mukjizat dizaman hidup nabi yang bersangkutan, namun setelah beberpa abad di belakang, mukjizat itu tidak ada lagi karena kemajuan ilmu pengetahuan. Sebab itu maka mukjizat yang diberikan kepada nabi Muhammad bukanlah mukjizat untuk dilihat mata dan panca indra (hissi), tetapi untuk dilihat hati dan meminta pemikiran (maknawi). Mukjizat hisi telah habis pengaruhnya dengan habis zamanya. Mukjizat Musa dan Isa hanya dilihat oleh manusia yang sezaman dengan beliau.
Sebagaimana mukjizat nabi Musa dan Isa yang sudah  lapuk termakan zaman, begitu juga keramat wali dimasa sekarang ini. Mari, Jangan kita jadikan keramat sebagai patokan dalam menilai kewalian para wali, wilayah keramat dan tidaknya bukanlah kita yang menentukan.. Apalagi dizaman dimana ilmu pengetahuanlah yang akan  menjawab segala permasalahan-permasalahan yang ada, karna wali yang dibutuhkan dewasa ini bukanlah wali yang demikian adanya, Rasul sendiri menghadapi tantangan kaum Musrikin dengan kemukjizatan al-Quran bukan yang lain, walaupun Rasul mampu.
Untuk itu mari kita tepis anggapan-anggapan yang mendeskreditkan tariqat/tasawuf, atau yang mengatakan bahwa bertasawuf/berthariqat berpotensi terhadap kemunduran atau stagnasi ilmu pengetahuan dengan hanya memandang sisi kewalian dari adanya keramat-keramat itu tadi. Bukti Syaikh Abu Hasan Ali as-Syadlili diatas merupakan bagian dari jawaban bahwa anggapan  itu tidak tepat, belum bukti-bukti yang lain, seperti suksesnya pergerakan ekonomi berbasis masyarakat thariqah muridiyyah di Senegal, as-Syadliliyyah di Afrika Selatan dan lain-lain. Keberhasilan ulama-ulama tasawuf diatas merupakan bukti bahwa sebenarnya mereka disamping bertasawuf/berthariqat, mereka juga sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan.
Habib Lutfi dalam setiap kesempatan pun selalu terus menerus mengajarkan tentang betapa pentingnya ilmu pengetahuan, beliau tidak pernah membatasi ilmu hanya terpatok pada ilmu agama saja. Kepada murid-muridnya beliau selalu mendukung mengenai ilmu yang dipelajari, baik itu terkait ilmu umum seperti kedokteran, pertanian,perekonomian dan lain-lain. Dibalik kemursyidan tahriqahnya beliau juga tidak terlepas dari tokoh/ulama yang punya tanggung jawab menuntun ummatnya dari hal ikhwal keduniaan menuju hal ikhwal keakhiratan.Wallahu A’lam..!

Penulis : Muhammad Zamroni

thumbnail-cadangan Thariqah adalah pertama, untuk meningkatkan kedudukan atau maqamatil ‘ubudiyyah secara individu, sehingga sadar dan meningkatkan kesadaran apa saja kewajiban-kewajiban yang diperintah oleh Allah dalam meningkatkan taat kepada syari’atillah yang disertai khidmah (pengabdian) kepada Allah Ta’ala. Kedua, meningkatkan ketaatan dan khidmahnya kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang disertai

thumbnail-cadangan
ANTARA SYARI’AT  THARIQAT DAN HAKIKAT
Syari’at, thariqat dan hakikat itu tidak bisa di pisah-pisahkan. Berthariqat meninggalkan syri’at, tidak benar. Karena, thariqat adalah buah syari’at. Jadi, kalau mau berthariqat, harus melalui tahapan syari’at, berthariqat tidak terlepas dari bersyari’at, keduanya berkesinambungan. Syari’at yang mengatur kehidupan kita, dengan menggunakan hukum, dari mulai akidah, keimanan, keislaman, sehingga kita beriman kepada Allah, malaikat, Kitab Allah, Rasul, hari akhir dan takdir baik dan buruk. Dari syari’at pula kita mengetahui rukun Islam, yaitu dua kalimat syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji. Serta keutama’an shalat, juga hubungan antar manusia, seperti jual beli, pernikahan, dan lain-lain.
Setelah menjalankan syari’at dengan baik, kita berthareqat, untuk menuju jalan kepada Allah dengan baik. Jadi, secara sederhana menuju jalan kepada Allah disebut thariqat. Berthariqat perlu dibimbing para mursyid, yang akan mengantar murid dari mengerti dan mengenal Allah sampai nanti “dikenal” Allah SWT, yakni dekat dan disayang oleh Dia SWT. Yang mana amalan utama dalam thariqat adalah berdzikir. Hanya, perlu dipahami, pengertian thariqat tidak terbatas hal itu. Yang dituntut oleh thariqat di jalan Allah adalah perilaku para pengikut thariqat yang mulia. Terutama membersihkan kotoran-kotoran yang ada, baik kotoran lahir maupun bathin, sehingga secara lahir dan bahtin kita bersih di dalam menuju ke jalan Allah.
Sebagai contoh: “berwudlu”. Wudlu adalah peraturan syari’at, guna menjalankan shalat dan lain-lainya. Biasanya kita hanya berwudlu untuk mendapatkan keutama’an wudlu itu sendiri, serta sebagai persyaratan untuk menjalankan shalat. Sedangkan thariqat menuntut buah dari wudlu. Berapa kali kita membasuh muka ketika berwudlu, dan berapa kali kita membasuh tangan setiap hari untuk menjalankan ibadah. Coba itu kita aplikasikan ke dalam kehidupan kita, sosialisasikan untuk kehidupan kita masing-masing. Kalau sudah sering membersihkan muka, kita harus lebih mengerti serta merendahkan hati, malu kalau kita berlaku sombong.
Nah dari hasil wudlu, kita cari buahnya yaitu lebih berakhlaq, lebih rendah hati, lebih beradab, sehingga ada peningkatan dari hari ke hari. Itulah buahnya, sehingga kita semakin dekat kepada Allah. Sebab, justru di hadapan Allah, kita semakin menundukkan kepala. Karena semua itu adalah pemberian-Nya semata. Kalau bukan karena pemberian-Nya, bagaimana bisa mengerti segala yang kita miliki ini.
Begitu juga, kita pun diberi pemahaman oleh Allah terhadap junjungan kita Nabi Muhammad SAW atas limpahan rahmat kepadanya, sehingga kita menjadi pengikutnya yang setia. Untuk itulah kita selalu memuji Rasulullah SAW dengan tujuan supaya kita lebih dekat kepada Rasulullah SAW. Dengan begitu, sosok Rasulullah akan menjadi idola bagi kita dalam menapaki kehidupan hingga akhir hayat.
Berthariqat akan memupuk sikap rendah hati kita kepada para wali Allah, ulama dan guru-guru kita yang telah memberikan pemahaman tentang kebenaran ajaran syari’at dan thariqat. Itu baru dari segi membersihkan muka secara lahiriah dan bathiniah. Begitu pula kalau kita selalu membasuh kedua tangan, lahiriah maupun bathiniah, hal itu akan mencegah tangan kita dari berbuat maksiat. Kita akan selalu diperingatkan untuk tidak mengambil yang bukan hak kita, apalagi melakukan korupsi, misalnya, yang sangat merugikan rakyat. Sebab tangan kita sudah disucikan setiap hari. Kalau kita bisa mempelajari banyak hal dari wudlu saja, insya Allah, masalah korupsi itu bisa terberantas. Lalu telinga kita yang digunakan untuk mendengarkan sesuatu yang baik. Kita tentunya tidak akan menyampaikan apa yang kita dengar kalau informasi itu justru memancing masalah atau memanaskan situasi, apalagi menimbulkan perpecahan dan kekacauan. Tentu saja, hal itu berlaku pula bagi mata kita, kedua kaki kita, dan anggota badan lainya. Itulah hasil karya, hasil didikan, yang mendapatkan bimbingan dari Allah SWT.
Mengapa kita harus berwudlu ketika akan mendirikan shalat? Berwudlu tidak hanya membersihkan kotoran lahiriah kita, tetapi pada hakikatnya juga membersihkan kotoran bathiniah. Al-Qur’an menyebutkan bahwa shalat mencegah dari kemungkaran dan kerusakan, karena kita sudah memahami makna wudlu dan shalat secara thariqat. Sudahkan wudlu dan shalat kita ini berimplikasi ke Tanha ‘ani al-fahsya’ wa al-munkar..Wallahu A’lam..Mari kita selalu berupaya.
23,05,2013/M.Z.

Ulama Sodoqun dan Ulama Solihun

Surel Cetak PDF
Ada dua kelompok ulama. Ada as sodiqun mislu rusul ada as solihun. Maksud mitslu Rusul itu dalam pengertian as Sodikun adalah ulama yang oleh Allah dikuatkan dengan karamat yang dzahir sebagaimana para Rasul yang dikuatkan oleh Allah dengan mu’jizat.  Seperti ada orang yang mau beriman  berkata; tandanya anda rusul apa, saya mau buktinya, saya minta mu’jizatnya. Nah rasul di sini wajib menunjukkan mu’jizatnya.

Demikian pula auliya’-auliya’ itu. Seperti Syekh Abdul Qodir Al Jaelani. Beliau ditanya apa buktinya kalau Nabi  Muhammad bisa menghidupkan orang mati. Syekh Abdul Qodir al Jaelani menjawab,  ‘Terlalu tinggi kalau Nabi saya. Bagaimana dengan Nabimu?’ Orang yang bertanya berkata, “Nabiku bisa menghidupkan orang yang telah mati.” “Caranya bagaimana?,”  lanjut Syekh Abdul Qadir. “Nabiku mengatakan, ‘Qum bi idzinillah,’ hiduplah dengan seijin Allah,” jawab orang itu. “Oke carikan saya orang mati,” pinta Syekh Abdul Qadir.

Syekh Abdul Qodir al Jaelani langsung meng¬hidupkan orang mati itu dengan berkata; ‘Qum Bi Idzni,’ hidup¬lah dengan seijinku. Jangankan Nabi-ku, aku saja bisa. Nabi  terlalu tinggi, kata Syekh Abdul Qodir al Jaelani. ‘Qum bi idzni”, bukan bi idznillah lagi karena  apa, untuk melemahkan orang yang meremeh¬kan Nabi, atau yang tidak mempercayai Nabi Muhammad SAW. Syekh Abdul Qadir Al Jailani tidak memakai  kata-kata ‘Bi Idznillah’, tapi ‘Qum Bi Idzni’ hakikatnya Syekh Abdul Qodir al Jaelani tetap memohon kepada Allah SWT. Seperti juga karomah Habib Umar bin Thoha Indaramayu waktu bertandang ke Sultan Alaudin, Palembang. Dan seperti Al Habib Alwi bin Hasyim bisa menghidupkan orang mati, tentu saja atas seijin dan kuasa Allah SWT.

Para ulama dan para auliya’ menolong kepercayaan kita atas kebenaran yang dibawa Al Quran; seperti bagaimana ashabul kafi. Ashabul kahfi  bukan rasul,  mereka adalah wali. mereka tidur sampai 360 tahun. Bayangkan saja. Terus karamat Juraij, karamat Luqmanul Hakim dan banyak lagi yang  dicaritakan al Al Quran. Seperti juga Nabi Allah Sulaiman. Dikisahkan dalam al Qur’an beliau bisa berbicara dengan burung.

Wali Allah di Indonesia pun ada yang bisa berbicara bahasa hewan, seperti Mbah Adam dari Krapyak, Pekalongan. Auliya-auliya kita itu dulu begitu. Banyak lagi cerita auliya-auliya ulama-ulama di Indonesia. Ulama Jawa yang karamatnya luar biasa, seperti Mbah Sholeh Semarang, Mbah Kholil Bangkalan, banyak kalau kita ceritakan. Akhirnya dengan adanya yang demikian, kita percanya mantap dengan apa yang disebutkan oleh Al Quran;

أَلا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ

Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS: Yunus:62) Dari perilaku, sikap, dan karamat-karamat mereka kita tahu juga bagaimana gambaran dari;


إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ

Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. (QS: Fathir: 28). Kita sudah tidak heran lagi kanapa yang disebut dalam ayat itu adalah ulama. Nah itulah hebatnya auliya-auliya terdahulu, luar biasa, mem¬punyai karamat yang top-top. Banyak lagi kalau diceritakan. Dan kita akan menemukan auliya-auliya yang ada di Indonesia ini luar biasa-luar biasa karamat¬nya. Nah tujuan dari semua ini adalah menolong kita, yang awalnya kepercayaan terhadap  sahabat sangat tipis, suudzon, berburuk sangka dan sebagainya, ditolong oleh para ulama dan para wali-wali Allah SWT.

Kembali kepada para sahabat Nabi. Sahabat Nabi  adalah orang atau generasi pertama yang menerima tongkat estafet dan mewarisi apa yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Ada banyak hal yang membuat saya kagum ketika saya ber¬bicara tentang keutamaan para sahabat Nabi itu.

Di antaranya saja; kehebatan dan kuatnya keimanan mereka. Saya tidak akan menyebut¬kan yang lain-lain, kita tidak sampai. Dalam istilah jawa itu; kali sak dodo. Sekarang kita lihat bagaimana banyaknya tafsir-tafsir yang menjelaskan maksud Al Qur’an ada ribuan bahkan mungkin jutaan. Satu judul tafsir saja ada yang 50 jilid, 60 jilid. Seperti At Thabari, Fakhru Razi, atau juga yang baru-baru seperti tafsir Syekh Thanthawi. Banyak sekali. Belum lagi yang mem¬bahas fiqih, tauhid dan lain-lain.
Semenatara pada jaman sahabat dulu tidak ada kitab yang menumpuk seperti saat ini. Jangankan kitab, menulis pun tidak, karena banyak di antara mereka yang umiy’; tidak bisa baca-tulis. Begitu ada wahyu disampaikan oleh Rasulullah SAW pada sahabat, dihapal¬kan, dan mereka langsung hapal, langsung percaya, langsung yakin.

Ilmu mereka adalah apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW. Baik berupa wahyu atau hadits yang disampaikan oleh Rasullah. Tapi dengan kesederhanaan itu dapat menghasilkan satu keyakinan yang luar biasa yang terpatri dalam hati mereka. Keyakinan yang hebat itu mewarnai dalam ijtihadnya dalam mujahadahnya dan sebagainya. Banyak hadits yang menceritrakan bagaimana kekuatan dan kehebatan keimanan mereka yang luar biasa, bagaimana kecintaan mereka kapada Rasulullah, juga bagaimana kecintaan mereka kepada satu sama lain diantara para sahabat, kecintaan sahabat kepada ahlu bait-nya Rasulullah SAW.

Contohnya sahabat Bilal, bagaimana kecintaan beliau kepada Rasulullah. Pada waktu Rasulullah meninggal, langsung sahabat Bilal mengundurkan diri sebagai muadzin, sebab tidak sampai hati beliau mendengungkan kalimat Allahu akbar. Biasanya dilihat oleh Rasulullah dan sahabat lainnya, sementara pada saat itu Rasul telah mangkat. Sehingga bagaimana mungkin beliau bisa mengeluar¬kan suara sementara Rasulullah SAW yang selalu mendengar adzannya sudah tidak ada. Ketika mau adzan suaranya tidak mau keluar suaranya hilang. Karena apa? Sayidina Bilal Shock, karena mahabbah, kecintaan yang luar biasa kepada Rasulullah SAW. Sahabat Bilal bungkam, diam di Madinah sampai Rasulullah  dimakamkan. Setelah Rasulullah SAW dimakamkan sahabat Bilal tidak betah. Lalu sahabat Bilal pindah ke Syam (Syiria).

Di Syam  tadinya sahabat Bilal membayangkan akan mendapatkan sedikit ketenangan, tapi malah sebaliknya yang terjadi, terbayang wajahnya Rasulullah di mukanya terus, ahirnya ditemui oleh Rasulullah dalam mimpi. Ditanya oleh Rasulullah, ‘Bilal mengapa engkau  tinggal ditempat yang jauh betul dari Aku, katanya engkau ingin dekat dengan Aku, mengapa kamu pundah ke Syam?’ Langsung hari itu juga Sahabat Bilal pulang ke Madinah Al Munawroh, begitu sahabat Bilal ziarah ke makam Rasulullah, Sayidina Abu Bakar mendengar Sayidina Umar mendengar, mereka langsung menemui sahabat Bilal. Dan ziarah bersama. Sayidina Abu Bakar menangis. ‘Hai Bilal kapan datang?’ Tanya Khalifah Abu Bakar.

Mereka menangis rangkul-rangkulan. Kemudain Sahabat Abu Bakar meminta sayidina Bilal untuk kembali mengumandangkan adzan di Madinah; ‘tolong dengung¬kan kembali adzanmu sebagaimana zaman Rasulullah.’ ‘Mulutku tidak bisa di buka,’ jawab Sayidina Bilal. Sayidina Umar yang juga meminta ke¬sediaan sahabat Bilal mendapat jawaban yang sama.

Akhirnya di sana ada 2 anak. Yang satu umurnya 9 tahun, yang satu umurnya 8 tahun, siapa mereka? Mereka adalah Imam Hasan dan Husain; dua orang cucu Nabi. Imam hasan dan Husain datang kepada Sahabat Bilal, begitu sahabat Bilal tahu, langsung menjemput kedatangan Imam Hasan dan Imam Husain. langsung dirangkul, begitu mencium kedua cucu Nabi, tambah sedih lagi sahabat Bilal, beliau kembali menangis. Karena apa? Keringat kedua anak ini tadi seperti keringat datuknya; baginda Nabi  SAW. Luar biasa.

Akhirnya dua orang ini berbicara. ‘Ya Bilal’ kata Sayidina Hasan yang saat itu ditemani adiknya; Imam Husain; ‘Tolong kumandangkan kembali adzan, sebagaimana engkau lakukan pada zaman datukku baginda Rasulullah SAW’. Dari situlah sahabat Bilal luluh. ‘Kalau yang memerintah adalah dua anak ini, mana mungkin aku bisa menolak. Karena ini adalah sempalan dari darah daging Rasulullah SAW. Kalau saya menolak, nanti di akherat bagaimana bertemu dengan baginda Rasul SAW,’ pikir sahabat Bilal.

Kemudian sahabat Bilal naik ke menara menunaikan adzan, ketika sahabat Bilal adzan seluruh penduduk Madinah, tidak anak kecilnya, tidak orang dewasanya, semua keluar dari rumahnya masing-masing sambil mengatakan Rasulullah hidup kembali-Rasulullah hidup kembali. Karena apa, mendengar suaranya Bilal. Sebab  ketika sahabat Bilal adzan selalu selalu pas dengan baginda Rasulullah SAW. Mereka semua keluar berduyun duyun mendengar suaranya Bilal ra.

DIALOG Rasulullah SAW dengan Sekelompok Orang YAHUDI 
 

Ali bin Abi Talib r.a. berkata, “Sewaktu Rasullullah SAW duduk bersama para sahabat Muhajirin dan Ansar, maka dengan tiba-tiba datanglah satu rombongan orang-orang Yahudi lalu berkata, ‘Ya Muhammad, kami hendak bertanya kepada kamu kalimat-kalimat yang telah diberikan oleh Allah kepada Nabi Musa A.S. yang tidak diberikan kecuali kepada para Nabi utusan Allah atau malaikat muqarrab.’
Lalu Rasullullah SAW bersabda, ‘Silahkan bertanya.’
Berkata orang Yahudi, ‘Coba terangkan kepada kami tentang 5 waktu yang diwajibkan oleh Allah ke atas umatmu.’

Sabda Rasullullah saw ;
Shalat Zuhur jika tergelincir matahari, maka bertasbihlah segala sesuatu kepada Tuhannya.
Shalat Asar itu ialah saat ketika Nabi Adam a.s. memakan buah khuldi.
Shalat Maghrib itu adalah saat Allah menerima taubat Nabi Adam a.s. Maka setiap mukmin yang bershalat Maghrib dengan ikhlas dan kemudian dia berdoa meminta sesuatu pada Allah maka pasti Allah akan mengkabulkan permintaannya.
Shalat Isya' itu ialah shalat yang dikerjakan oleh para Rasul sebelumku.
Shalat Subuh adalah sebelum terbit matahari. Ini kerana apabila matahari terbit, terbitnya di antara dua tanduk syaitan dan di situ sujudnya setiap orang kafir.’
Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan dari Rasullullah saw, lalu mereka berkata, ‘Memang benar apa yang kamu katakan itu Muhammad. Katakanlah kepada kami apakah pahala yang akan diperoleh oleh orang yang shalat.’

Rasullullah SAW bersabda, ‘Jagalah waktu-waktu shalat terutama shalat yang pertengahan.Shalat Zuhur, pada saat itu nyalanya neraka Jahanam. Orang-orang mukmin yang mengerjakan shalat pada ketika itu akan diharamkan ke atasnya uap api neraka Jahanam pada hari Kiamat.’
Sabda Rasullullah saw lagi, ‘Manakala shalat Asar, adalah saat di mana Nabi Adam a.s. memakan buah khuldi. Orang-orang mukmin yang mengerjakan shalat Asar akan diampunkan dosanya seperti bayi yang baru lahir.’
Selepas itu Rasullullah saw membaca ayat yang bermaksud, ‘Jagalah waktu-waktu shalat terutama sekali shalat yang pertengahan. Shalat Maghrib itu adalah saat di mana taubat Nabi Adam a.s. diterima. Seorang mukmin yang ikhlas mengerjakan shalat Maghrib kemudian meminta sesuatu daripada Allah, maka Allah akan perkenankan.’
Sabda Rasullullah saw, ‘Shalat Isya’ (atamah). Katakan kubur itu adalah sangat gelap dan begitu juga pada hari Kiamat, maka seorang mukmin yang berjalan dalam malam yang gelap untuk pergi menunaikan shalat Isyak berjamaah, Allah S.W.T haramkan dirinya daripada terkena nyala api neraka dan diberikan kepadanya cahaya untuk menyeberangi Titian Sirath.’

Sabda Rasullullah saw seterusnya, ‘Shalat Subuh pula, seseorang mukmin yang mengerjakan shalat Subuh selama 40 hari secara berjamaah, diberikan kepadanya oleh Allah S.W.T dua kebebasan yaitu:
1. Dibebaskan daripada api neraka.
2. Dibebaskan dari nifaq.
Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan daripada Rasullullah saw, maka mereka berkata, ‘Memang benarlah apa yang kamu katakan itu wahai Muhammad (saw). Kini katakan pula kepada kami semua, kenapakah Allah S.W.T mewajibkan puasa 30 hari ke atas umatmu?’
Sabda Rasullullah saw, ‘Ketika Nabi Adam memakan buah pohon khuldi yang dilarang, lalu makanan itu tersangkut dalam perut Nabi Adam a.s. selama 30 hari. Kemudian Allah S.W.T mewajibkan ke atas keturunan Adam a.s. berlapar selama 30 hari.
Sementara diizin makan di waktu malam itu adalah sebagai kurnia Allah S.W.T kepada makhluk-Nya.’
Kata orang Yahudi lagi, ‘Wahai Muhammad, memang benarlah apa yang kamu katakan itu. Kini terangkan kepada kami mengenai ganjaran pahala yang diperolehi daripada berpuasa itu.’
Sabda Rasullullah saw, ‘Seorang hamba yang berpuasa dalam bulan Ramadhan dengan ikhlas kepada Allah S.W.T, dia akan diberikan oleh Allah S.W.T 7 perkara:
1. Akan dicairkan daging haram yang tumbuh dari badannya (daging yang tumbuh daripada makanan yang haram).
2. Rahmat Allah senantiasa dekat dengannya.
3. Diberi oleh Allah sebaik-baik amal.
4. Dijauhkan daripada merasa lapar dan dahaga.
5. Diringankan baginya siksa kubur (siksa yang amat mengerikan).
6. Diberikan cahaya oleh Allah S.W.T pada hari Kiamat untuk menyeberang Titian Sirath.
7. Allah S.W.T akan memberinya kemudian di syurga.’
Kata orang Yahudi, ‘Benar apa yang kamu katakan itu Muhammad. Katakan kepada kami kelebihanmu di antara semua para nabi.’
Sabda Rasullullah saw, ‘Seorang nabi menggunakan doa mustajabnya untuk membinasakan umatnya, tetapi saya tetap menyimpankan doa saya (untuk saya gunakan memberi syafaat kepada umat saya di hari kiamat).’
Kata orang Yahudi, ‘Benar apa yang kamu katakan itu Muhammad. Kini kami mengakui dengan ucapan Asyhadu Alla illaha illallah, wa annaka Rasulullah (kami percaya bahawa tiada Tuhan melainkan Allah dan engkau utusan Allah).’
Sedikit peringatan untuk kita semua: “Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berilah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Surah Al-Baqarah: ayat 155)

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.” (Surah Al-Baqarah: ayat 286)

thumbnail-cadangan Kisah Shalawat Nabi Muhammad SAW Anda Pasti meneteskan air mata mendengar berita ini. Terutama permohonan Malaikat Isrofil kepada Allah SWT Rasulullah S.A.W telah bersabda bahwa, “Malaikat Jibril, Mikail, Israfil dan Izrail A.S. telah berkata kepadaku. Berkata Jibril A.S. : “Wahai Rasulullah, barang siapa yang membaca selawat ke atasmu tiap-tiap hari sebanyak sepuluh kali, maka akan saya

KAJIAN TENTANG SYAHADAT (Edisi ke dua)

Maksud dan tujuan PERJANJIAN TENTANG SYAHADAT
Allah berfirman seperti dalam Al Qur’an QS. Al A’raaf 7:172 tentunya ada maksud dan tujuannya. Sesuai dengan beberapa tafsir Al Qur’an dapat dinyatakan bahwa maksud dan tujuan perjanjian tersebut diatas adalah :

1.Untuk pegangan hidup manusia didunia.

Perjanjian tersebut mengikat manusia dan sekaligus merupakan pegangan hidup di dunia. Dengan perjanjian tersebut manusia harus tunduk dan taat kepada Allah karena sudah diakui dan disaksikan bahwa Dialah Tuhannya, tidak ada yang lain dan segala perintah dan larangannya harus dipatuhi. Sebetulnya dengan berpegang pada perjanjian tersebut, manusia tidak perlu bingung dan mencari-cari lagi siapa yang harus di sembah, karena sudah tahu siapa yang harus disembah Dialah Tuhan Yang Maha Esa. Inilah jalan yang lurus, yang akan membawa manusia kepada kebahagiaan di dunia dan di akherat. Sebagaimana Firman-Nya:

“Maka berpegang teguhlah kamu kepada agama yang telah diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus.”
QS. Az Zukhruf 43:43.

“Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar adalah suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi kaummu dan kelak kamu akan diminta pertanggungan jawab.”
QS. Az Zukhruf 43:44.

“Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dia-lah yang hak dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah itulah yang batil; dan sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.” QS. Luqman 31:30.

Apabila setiap manusia di dunia ini mau berpegang dan melaksanakan perjanjian tersebut, dapat diyakini tidak akan timbul pertentangan diantara satu dengan yang lainnya karena tidak akan ada yang merasa paling benar sehingga akan damai dan sejahtera umat manusia di dunia ini. Dengan berpegang pada perjanjian tersebut manusia akan menyadari, bahwasanya jiwa manusia itu pada asalnya dan pokoknya adalah satu coraknya, semuanya mengaku adanya Tuhan Pencipta Alam apapun Bangsa dan Agama yang mereka anut, bahkan orang yang tidak mengakui kepercayaan kepada Tuhan, ataupun orang yang tidak beragama. Allah berfirman :
“Manusia dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih. Kalau tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulu, pastilah telah diberi keputusan di antara mereka, tentang apa yang mereka perselisihkan itu.” QS Yunus 10:19.
“Kemudian mereka menjadikan agama mereka terpecah belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang mereka perselisihkan.” QS. Al Mu’minuun 23:53.

2.Agar manusia tidak mengelak terhadap adanya Tuhan. Setelah Allah memfirmankan QS. Al A’raaf 7:172 tersebut diatas Allah meneruskan firman-Nya :

“Kami lakukan yang demikian itu agar dihari kiamat kamu tidak mengatakan “sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap perjanjian ini (ke-Esaan Tuhan).”

Bahwasannya janji dan kesaksian diri sendiri itu disebutkan kembali oleh Allah, supaya kalau terjadi Tanya jawab di akherat kelak karena suatu perintah Allah dilanggar oleh manusia, lalu manusia diperiksa dan ditanyai, jangan sampai manusia mengatakan “Kami Lalai” yang maksudnya “Kami tidak tahu menahu hal ini, tidak ada suruhan atau larangan sampai kepada kami.” Maka jawaban yang demikian tidak dapat dikemukakan lagi oleh manusia dihari kiamat, sebab Agama yang murni itu ada bersemayam didalam jiwa manusia itu sendiri, didalam fitrah manusia itu sendiri. Tegasnya, meskipun tidak ada agama tidak ada Rasul yang menyampaikan dan tidak ada wahyu yang diturunkan, namun jiwa murni manusia sendiri telah bersoal jawab langsung dengan Allah, bahwa memang Tuhan itu ada, dan tidak ada Tuhan melainkan Dia, maka kedatangan para Rasul adalah melengkapi dan menuntun jiwa fitrah manusia itu, dengan demikian maka di akherat manusia tidak dapat mencari alas an lagi.

3.Agar manusia tidak berdalih bahwa kesalahan yang diperbuatnya sebagai akibat dari kesalahan orang tua atau nenek moyang mereka.

Hal ini sesuai dengan firman-Nya :

“atau agar kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?"

QS Al A’raaf 7:173.

Menurut Prof Dr. Hamka, agar jangan sampai tiap-tiap manusia mengatakan bahwa apa yang mereka kerjakan tidak lain daripada contoh teladan yang ditinggalkan oleh orang tua mereka. Kalau perbuatan yang mereka lakukan termasuk syirik, maka yang bersalah bukan mereka tetapi orang tua mereka karena mereka hanya menerima pusaka atau warisan saja dari orang tua mereka mengapa mereka yang harus emikul tanggung jawab orang-orang tua mereka terdahulu yang mempelopori perbuatan itu sedangkan mereka hanyalah keturunannya saja. Tuhan menerangkan dalam ayat ini sekali lagi, bahwa maksud Allah menyebutkan diayat yang terdahulu bahwa tiap jiwa telah dikeluarkan dari sulbi ayahnya dan ditanyai bukankah aku Tuhanmu? Yang dijawab oleh tiap-tiap diri manusia “Benar” supaya tidak terjadi jawaban lain oleh anak-anak cucu karena kesalahan orang tua dan nenek moyang mereka. Karena anak cucu itu sendiri fitrah dan diberi bekal pula.

4.Agar manusia yang sudah tersesat kembali kepada kebenaran.

Sesuai dengan firman-Nya :

“Dan demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu, agar mereka kembali (kepada kebenaran).” QS. Al A’raaf 7:174.

Allah mengemukakan ayat ini, agar orang yang tersesat atau salah faham itu kembali kejalan yang benar. Jangan dikatakan bahwa agama itu tidak ada, sebab didalam sanubari sendiri sejak lahir kedunia perasaan tentang adanya Tuhan itu telah ada, Cuma kadang tertipu oleh pertentangan yang hebat antara hawa nafsu dan jiwa murni, dan jangan pula berkeyakinan itu hanya taqlid ataupun ikut-ikutan saja kepada warisan nenek moyang, sebab jiwa murni akan tetap membantah perbuatan yang salah karena ia mempunyai akal.

Sungguh ini merupakan bagian keajaiban al-Qur’an al-Karim, rahasia kejadian di alam gaib dari lembar perjalanan hidup anak manusia telah dikuak. Dialog antara seorang hamba dengan Tuhannya di alam ruh itu, peristiwa itu bukan sekedar perkenalan antara seorang hamba dengan Tuhannya saja, namun juga penegasan, bahwa Sang Pencipta dan Sang Pemelihara alam semesta ini adalah Allah SWT. Dengan ayat ini seharusnya manusia tidak ragu lagi, bahwa sesungguhnya tiada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah Ta’ala.

Namun ternyata, bahkan dari sebagian orang yang mengaku beriman saja ada yang mengingkari peristiwa ghaib tersebut, mereka berkata: “Itu hanya klem al-Qur’an. Sesungguhnya bai’at itu tidak pernah ada, buktinya tidak seorangpun ingat peristiwa tersebut”. Orang yang mengatakan seperti itu barangkali karena rongga dadanya gelap gulita sehingga matahatinya buta yang menyebabkan hatinya menjadi ingkar kepada Tuhannya. Hal itu, karena mereka tidak bisa membedakan mana yang harus diketahui dan mana yang harus diimani.

Ilmu pengetahuan manusia semestinya tidak mengadakan observasi terhadap hal gaib yang dikabarkan oleh wahyu, karena arena akal tidak mungkin dapat mencapainya. Terhadap apa-apa yang disampaikan oleh wahyu tersebut manusia hanya wajib beriman, karena iman itu dirasakan dengan hati bukan dengan akal. Namun iman ini merupakan hidayah azaliah yang jika manusia tidak mendapatkan berarti akan berada di dasar jurang kekufuran kepada Tuhannya:

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ (6) خَتَمَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَعَلَى سَمْعِهِمْ وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

“Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman - Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat”(QS.al-Baqoroh/ 6-7)
written by Mibinibinu Bheen Yahya

thumbnail-cadangan KAJIAN TENTANG SYAHADAT (Edisi ke 1) SYAHADAT ADALAH BENTUK PERJANJIAN RUH MANUSIA DGN ALLAH SWT Dalam proses penciptaan manusia setelah terjadi pembuahan sampai ditiupkannya ruh ada proses sebagai berikut : 1. Proses sperma menjadi segumpal darah, 40 hari. 2. Proses segumpal darah menjadi segumpal daging, 40 hari. 3. Proses segumpal daging menjadi tubuh yang lengkap, 40 hari. Sebagaimana

thumbnail-cadangan KISAH 4 NABI YANG MASiH HIDUP HINGGA KINIoleh Mibinibimu Bheen Yahya  1. Kisah Nabi Isa Alaihissalam Al-Qur’an menerangkan dalam surat AnNisaa’:157 bahwa Nabi Isa AS tidaklah dibunuh maupun disalib oleh orang-orang Kafir. Adapun yang mereka salib adalah orang yang bentuk dan rupanya diserupakan oleh Allah SWT seperti Nabi Isa AS (sebagian ulama berpendapat orang yang diserupakan adalah

Sunan Kalijaga - Waliyullah Tanah Jawa

Sunan Kali Jaga Menurut Para Ahli Spiritual
Sunan Kalijaga atau Sunan Kalijogo adalah seorang tokoh Wali Songo yang sangat lekat dengan Muslim di Pulau Jawa, karena kemampuannya memasukkan pengaruh Islam ke dalam tradisi Jawa. Makamnya berada di Kadilangu, Demak.
Sunan Kalijaga diperkirakan lahir pada tahun 1450 dengan nama Raden Said. Dia adalah putra adipati Tuban yang bernama Tumenggung Wilatikta atau Raden Sahur. Nama lain Sunan Kalijaga antara lain Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban,Raden Abdurrahman dan Sayyid Abdurahman Berdasarkan satu versi masyarakat Cirebon, nama Kalijaga berasal dari Desa Kalijaga di Cirebon. Pada saat Sunan Kalijaga berdiam di sana, dia sering berendam di sungai (kali), atau jaga kali.Wikipedia

Salah satu karyanya adalah  lagu "Gundul gundul pacul" ?

Tembang Jawa ini konon diciptakan tahun 1400an oleh Sunan Kalijaga dan teman-temannya yang masih remaja dan mempunyai arti filosofis yang dalam dan mulia.

GUNDUL adalah kepala plontos tanpa rambut. Kepala adalah lambang kehormatan, kemuliaan seseorang.

Rambut adalah mahkota lambang keindahan kepala, jadi gundul adalah kehormatan tanpa mahkota. (QS 49:13 , 15:88)

PACUL adalah cangkul yaitu alat petani yang terbuat dari lempeng besi segi empat.

Jadi pacul adalah lambang kawula rendah,kebanyakan petani. (QS 4:174, 5:16)"

GUNDUL PANCUL artinya adalah bahwa seorang pemimpin sesungguhnya bukan orang yang diberi mahkota tetapi dia adalah pembawa pacul utk mencangkul.

Mengupayakan kesejahteraan bagi rakyatnya/orang banyak. (QS 7:3 , 59:7)

Orang Jawa mengatakan pacul adalah :
“papat kang ucul”
(empat yang lepas).

Kemuliaan seseorang tergantung dari 4 hal,yaitu bagaimana menggunakan mata,hidung,telinga dan mulutnya. (QS 16:78, 24:24, 7:179)

Mata digunakan untuk melihat kesulitan rakyat/masyarakat/orang banyak.

Telinga digunakan untuk mendengar nasehat.

Hidung digunakan untuk mencium wewangian kebaikan.

Mulut digunakan untuk berkata adil.

Jika empat hal itu lepas,maka lepaslah kehormatannya. (QS 23:78, 32:9, 67:23)"

Gembelengan artinya besar kepala,sombong dan bermain-main dalam menggunakan kehormatannya. (QS 38:2 , 39:60)

GUNDUL-GUNDUL PACUL CUL artinya jika orang yang kepalanya sudah kehilangan 4 indera itu mengakibatkan GEMBELENGAN = congkak/sombong.

NYUNGGI-NYUNGGI WAKUL KUL = menjunjung amanah rakyat/orang banyak, dengan GEMBELENGAN = sombong hati.

Akhirnya WAKUL NGGLIMPANG = amanah jatuh tidak bisa dipertahankan.

SEGANE DADI SAK LATAR = berantakan sia-sia, tidak bermanfaat bagi kesejahteraan orang banyak.

QS 5:67 Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu,berarti)
kamu tidak menyampaikan amanat-Nya.

Mudah-mudahan memberi ibrah bagi kita. Aamiin yaa Rabbal 'alamiin. Sumber : FB Muhammad Agus Abi Kana


sumber: http://www.angipin.com/2013/04/sunan-kalijaga-waliyullah-tanah-jawa.html

Kisah Nyai Mas Ayu Gandasari Dan Syekh Magelung I

Nyai Mas Ayu Gandasari
Gusti sinuhun nawuri sorban ngideri masjid minangka hudan , Dipun beber Nyai Mas Ayu Gandasari saking dermayu " Duh gusti sae temen sorban niki kangge sinten ? Jawab Gusti " Sorban niki kangge ummat kanjeng nabi,ummat ingkang purun sholat serta nurut perintah sunnah perintah allah kang den pasti ora tinggal sampe mati.... " Petikan Syair Syekhunal Mukarrom dalam tawasul Jamaah Asy Syahadatain yang mengkisahkan tentang nyai mas ayu gandasari yang bertanya kepada gurunya Sunan Gunung Jati tentang sorban yang sedang beliau sebarkan , berikut ini kisah Nyai Mas Ayu Gandasari yang bersumber dari Babad Tanah Padjadjaran Karya PS.Sulendraningrat.
Diceritakan di kraton Rajagaluh sang Prabu Cakraningrat sedang diseba. Seluruh para Sanghyang, para Dipati, para Gegedeng dan para perwira tentara pada berkumpul. Berkata sang prabu,’’ Hai dipati palimanan, mana keterangannya sunan Cirebon, sebab itu adalah orang ngumandi/menjadi benalu sudah lama belum ada permohonan idhinnya.’’ Berkata dipati palimanan, ‘’duhai gusti mohon ampunan dalem karena tidak berhasil, betapa seringnya hamba mengurus para gegedeng dan bertindak pribadi, akan tetapi Negara cirebon tidak terlihat, apabila sementara para gegedeng dapat melihat sunan jati atau bias memasui Negara Cirebon yang bertemu sunan jati mereka tidak pulang kembali, para gegedeng sudah banyak yang pada anut.’’
Berkata sang prabu,’’ demang rajagaluh sekarang supaya bertolak ke Cirebon hingga sampai bertemu sendiri dengan sunan, harap di beri tahu supaya mau seba ke rajagaluh, dan harus mengirim upeti tiap tahun, kalau tidak anut kepadaku niscaya sunan Cirebon akan dirampas rajakayane/kekayaannya dan boleh dipotong lehernya,kalau menghendaki perang tentu aku serbu dibikin tanah hitam (Cirebon akan dibumi hanguskan).’’ Ki demang mengucap sandika. Segera mohon pamit terus perjalanannya dengan mengepalai prajurit empat puluh orang ki demang perjalanannya di putar-putar kembali lagi ke tempat semula, kalau ke utara terus tersesat ke utara, kalau ke selatan terus tersesat pula ke selatan, senantiasa tersesat tidak tau arah.
Diceritakan ki gedeng selapan dan di wartakan sejak dahulu tatkala bertapa di gunung mendang di bawah pohon pudak memuja semedi ingin mempunyai anak yang sakit lagi punjul. Permulaan bertapa bunga pudak baru kuncup, sekarang berjatuhan di hadapan ki pendeta saksana/sekonyong-konyong di Kabul oleh Robbul’Alamin di antara bunga pudak yang jatuh di tanah itu ternyata jadi bayi perempuan, lalu bayi itu di bawa pulang.
Ki pendeta baru usai dari tapanya lalu bayi itu di beri nama panguragan. Menurut kaol lain panguragan adalah putra angkatnya dari sultan aceh dan seorang adik kandung perempuan dari fadhilah khan/faletehan. Ki pendeta (pangeran cakrabuana) lalu membangun dukuh/pemukiman semua tanam-tanaman serba jadi, seterusnya termashur dukuh itu di sebut dukuh panguragan.
Diceritakan nyi mas panguragan sudah berumur lima belas tahun, bahkan ia sudah be’at/berguru kepada sunan gunung jati. Dikatakan oleh jeng sunan jati walaupun engkau adalah perempuan tetapi engkau adalah menjadi prajurit awliya.
Diceritakan nyi mas panguragan sudah termashur ke lain-lain desa keperwiraan saktinya lagi indah elok cantik rupanya seperti punjul sebuana, bahkan sudah banyak para gegedeng para bupati dan para satria pula para juragan para nakhoda yang sudah melamar berduyun-duyun. Diceritakan orang-orang dua puluh lima Negara sudah membangun pemondokan menunggu utusan ki pendeta membawa balasan lamarannya masing-masing.
Diceritakan pendeta salapandan memanggil menghadap sang putra nyi mas panguragan yang di sebut Gandasari. Berkata ki pendeta,’’ putriku panguragan aku minta engkau supaya mau bersuami, sudah cukup waktunya engkau mempunyai suami, mana yang engkau pilih salah seorang dari semua yang telah melamar engkau, demang, mantri, satria, bupati, dan para gegedeng pula para juragan para nakhoda yang sedang menunggu di pondokannya masing-masing, beritahulah kepada si bapak yang engkau senangi’’.
Berkata sang putri,’’ Rama, sekarang sang putrid belum suka mempunyai suami, masih enak mengolah tubuh.’’ Berkata ki pendeta,’’ hai bayi, tidak enak orang yang jadi kembang bibir, di sebut-sebut namanya oleh tiap orang, dan engkau kalau tidak mau bersuami tentu dirusak dukuh panguragan ini.’’ Berkata ratna Gandasari,’’ Rama, hamba mau pula bersuami akan tetapi kalau hamba sudah terkalahkan siapa saja yang bias menangkap hamba, yang melebihi kesaktian hamba, itulah orang yang akan mengabdi kepadanya, jangan lagi para pembesar, walaupun orang melarat kalau bias menangkap hamba itu tandanya jodoh hamba, silahkan Rama mengadakan sayembara kepada orang-orang dua puluh lima Negara, seandainya ada seorang yang di terima lamarannya pasti yang lain tidak menerimakannya. ‘’ segera ki pendeta memanggil seorang pembantu di minta pergi ke pemondokan orang-orang dua puluh lima Negara untuk mengumumkan siapa saja yang bias mengungguli keperwiraannya dapat menangkap Ratna panguragan ia itulah menjadi tanda jodohnya dan mengabdi kepadanya. Pembantu itu keluar sudah, segera sudah mengumumkan kepada seluruh gegedeng, satria dan para nakhoda.
Segera mereka siap bertindak memasuki medan sayembara. Orang-orang dua puluh lima Negara bersuka ria saling berebut dahulu mendahului.
Diceritakan nyi mas panguragan sudah memasuki arena sayembara di tengah-tengah balabar/batas medan sayembara berbusana putrid raja indah gemerlapan laksana bidadari dari sorga. Seluruh para aruman para ifrit pada meringinya ke medan laga sambil menyiarkan bebaun harum sekali memenuhi sekeliling medan laga. Orang-orang dua puluh lima Negara melihat keluarnya sang putrid dan pengiring pada terlongong-longong masing-masing matanya tidak berkedip.
Segera sang putrid menantang,’’ hai orang-orang dua puluh lima Negara, rebutlah tubuhku, barangsiapa yang bisa menangkapnya sungguh jantan, unggulilah kesaktian aku niscaya aku mengabdi kepadanya.’’ Segera orang-orang dua puluh lima Negara maju serentak saling berebut dahulu mendahului saling desak-mendesak, sang putri segera siap siaga. Dengan gugup ki gedeng plered berusaha menangkapnya segera sang putri melesat ke atas, ki plered ditendangnya jatuh terjengkang. Gedeng plumbon melambai-lambai,’’ adik turunlah di bombing oleh sikakak, jangan memelet jangan menduyung, kakak cinta sendiri kembang biru di atas kuburan, si kaka sungguh cinta lubang di susun dengan batu bata, bambu berumpun, sepanjang umur aku gauli.’’ Sang putrid segera turun sambil mendupak ki plumbon jatuh terjengkang berguling di tanah di injak perutnya yang buncit. Ki ujang gebang menubruknya meleset  karenanya jatuh tengkurap. Ki gedeng kandanggaru menyandak, sang putrid melesat. Ki gedeng ketawa terbahak-bahak sambil berkata,’’ nini putrid jangan lari, kelapa tua beriringan seperjalanan, tangkai waru janganlah suka menghindari bokor tanah, orang ayu jangan suka mengecewakan, jauh-jauh dari kandanggaru akhirnya ditinggal lari, larilah sampai jagat si kakak tentu mengiringi.’’ Lalu sang putri lari dikejar sampai di pedesaan. Sang putri masuk ke dalam hutan, seluruh dedaunan dan pepohonan yang pada tersentuh olehnya jadi berbau harum, sebab harumnya Nyi mas Panguragan melebihi harumnya bunga atau minyak wangi, oleh karena tubuhnya yang harum, kalau memakai kembang dari para Aruman, para ifrit. Berjatuhanlah ke tanah kembang  dari sang putrid, karenanya seluas hutan itu nantinya disebut hutan wanasari makanya nyi mas panguragan disebut  pula Nyi Mas Gandasari,  oleh karena ia adalah seorang manusia yang tubuhnya berbau harum sekali.
Sang putrid terus berlari di lading persawahan.  Ki gedeng kandanggaru berusaha memegangya tetapi tidak kunjang kena bahkan ia terserimpet oleh padi merah lalu jatuh tengkurap. Sang putrid mencibirinya. Ki gedeng karenanya merasa malu sekali lalu pulang sambil berkata,’’ jangan sekali-kali anak cucuku menanam padi merah karena aku mendapat malu itu di karenakan mendapat malu oleg padi merah,’’ sang putrid lalu pulang menghadapi lagi sayembara ramai sudah orang-orang menonton pada surak gegap gempita berjubel-jubel.
Diceritakan seseorang putra sebrang yang baru mendarat di pantai Cirebon dari laut, yang bernama jaka supetak dan jaka pekik dengan mengepalai watya bala seratus orang siluman yang beruak manusia hendak menerobos Negara menguasai sepulau jawa namun datangnya tersesat di pantai Cirebon. Kedua putra ini kebingungan lalu berjalan kea rah masing-masing untuk menyelidiki daerah baru itu. Jaka pekik berjalan kea rah selatan, dan jaka supetak berjalan ke barat hingga datang di panguragan bebarengan dengan terdengarnya suara surak-surak gegap gempita. Segera jaka supetak melihat sayembara lalu ia memasuki ke tengah balabar/batas tempat sayembara.
Diceritakan yang sedang menghadapi sayembara itu adalah putra dalam indramayu yang bernama satria indra kusuma memegang busur panah yang pada anak panahnya tertulis di tujukan kepada sang putri yang di rindui oleh hatiku tidak lain terbayang di hitam-hitamnya mataku hanya rama yang panguragan sebagai calon mustika yang senantiasa di puja, akan di puja, lekaslah anda menurut bersama-samaku pulang ke Negara indramayu. Segera anak panah itu di lepaskan, sang putri cepat panah di tangkis, ia mengetahui tulisan yang ada di anak panah itu. Sang putrid membalas melepaskan anak panah yang sudah cepat membalas melepaskan anak panah yang sudah cepat terlepas laksana kilat dan mengenai tubuh satria indra kusuma itu karenanya ia jatuh berguling di tanah dengan di suraki itu karenanya ia jatuh berguling di tanah dengan di suraki gemuru, karenanya orang-orang indramayu lalu mengundurkan diri lalu jaka supetak mendekatinya, berkata sang putri,’’ hai satria, janganlah mati sebelum di ketahui namanya, siapa nama anda?’’ berkata jaka supetak, ‘’ putra dari sebrang, Negara cempa bawah angin, jaka supetak namaku, nin putri baiklah tunduk, jangan cari gara-gara, orang cantik ayu sayanglah kalau tidak jadi mustikanya keratonku. Karena aku tersesat memasuki sayembara ini niscaya musuh tidak ada yang keluar hidup-hidup.’’ Sang putrid segera memegang busur panah dan anak panahnya di lepaskan, jaka supetak menadahi, jauhnya anak panah ke tubuh jaka supetak hanya seperti batu yang dilemparkan. Berkata jaka supetak sambil ketawa,’’ Hai sang putrid mana panah yang paling ampuh habiskanlah prawira sakti anda kalau menguji calon suami anda, jangan nanti sampai elik/menolak di belakang hari, habiskanlah sekehendak anda terlebih dahulu.’’ 
Sang putri memegang senjata andalannya segera di tusukan ke tubuh jaka supetak. Jaka supetak menangkis dengan sebuah keris saling tangkis-menangkis. Keris jaka supetak mengeluarkan api bersemburan. Sang putri lalu lari merasa tidak kuat, jaka supetak mengejarnya.
Diceritakan jaka sinuhun jati purba yang sedang berdiri dipinggir sebuah sungai, tidak antara lama adalah Nyi mas gandasari mohon senjata pertolongan. Jaka supetak sudah dihadapannya. Segera ia berkata,’’ Hai paman, engkau janganlah menghadapi buruanku, panguragan telah kalah dalam pertandingan karenanya ia sudah dipastikan menjadi istriku.’’ Berkata jeng sunan jati,’’ aku belum nyata bahwa panguragan kalah dalam pertandingan, kalau bias terangkat oleh engkau nyatalah ia jodoh engkau.’’ Jaka supetak segera mangangkat sang putri, tapi sang putri tidak bias terangkat bahkan tidak bergeming, ia berkuketan berusaha mengangkat tubuhnya sang putri namun sang putrid tidak berubah dan tidak bergerak, oleh karenya jaka supetak sangat dengan sekuat tenaga berusaha mengangkat tubuhnya sang putri  hingga terkentut. Karenanya sang putrid tertawa terbahak-bahak sambil mengejek.
Jaka supetak malu sangat tidak bisa mengangkat mukanya diam mematung. Jeng sunan jati berkata,’’ itulah buahnya orang yang mendahului karsa ilahi jadi engkau mengunggul-ungguli menghebat-hebati, wadyabala engkau adalah siluman berupa manusia engkau menyangka lebih perwira sakti mau merebut Negara menguasai sepulau jawa akan tetapi kenyataannya engkau baru oleh seorang perempuan saja sudah dikalahkan, jangan lagi membuka merebut senusa jawa tapi oleh seorang perempuan saja engkau menyerah.’’
Jaka supetak lalu menyembah sujud dengan berkata,’’  siapakah itu tuan namanya, hamba merasa tuan itu beribu sakti perwira, terimalah keris ini, baiklah tuan bunuh hamba, hamba merasa malu sekali tidak bisa bercampur lagi dengan sesame manusia,’’ keris lalu diterima, jeng sunan jati berkata,’’ aku adalah susuhunan Cirebon, bangunlah sebuah dukuh sekehendak engkau,’’ berkata jaka supetak.’’ Oleh karena hamba lebih sangat malu sekali hamba seterusnya tidak bisa bercampur lagi dengan manusia, namun hamba mohon izin bermukim di dalam sungai ini.’’
Segera jaka supetak swadaya balanya terjun ke dalam sungai. Berkata jeng sunan.’’ Jaka supetak sewadyabalanya seperti buaya, ada manusia bermukim di dalam air.’’ Ternyatalah jaka supetak dan wadya balanya salin rupa menjadi buaya. Termashur seterusnya sungai itu disebut sungai garing kali kapetakan. Segera nyi mas gandasari pulang ke panguragan dan sunan jati lalu pulang ke keraton pakungwati.
Diceritakan ada satria yang baru dating di pantai Cirebon membawa 2 kitab perahu dari Negara syam/ syiria yang bernama syarif syam, karena tadinya ada hawatif/suara tanpa rupa terdengar menyuruh mencari guru yang mursyid/guru penunjuk awliya kutub di Cirebon, dan ia itulah yang bisa memotong rambutnya yang seperti kawat.
Syarif syam lalu mendarat di pantai Cirebon mau mencari awliya kutub meneruskan perjalanannya, lalu dating di kebon bayam. Syarif syam melihat ada seorang lelaki yang sedang membentongi/memukul buah bayam untuk diambil isinya lalu memanggilnya.’’ Hai kaki dimana tempatnya awliya Cirebon dan kemana arahnya Negara/kota?’’ berkata syekh bentong.’’ Di selatan arahnya Negara Cirebon, mungkin pula waliyyullah disitulah kediamannya dan anda dari mana, siapa namanya, dan apa keperluannya?’’ syarif syam menjawab,’’ saya berasal dari Negara syam, syarif syam namaku mau berguru kepada awliya Cirebon dan yang bisa memotong rambutku sungguh aku akan mengabdi kepadanya. Pula aku membawa kitab dan perahu untuk mufakatan perihal ilmu.’’ Berkata ki bentong,’’ itu kitab 2 perahu bagaimana membacanya, bagi orang jawa untuk mengerti syahadat saja itu sudah terhitung dhoif.’’ Berkata syarif syam’’ini waktu sudah dzuhur, jangan mengobrol saja, marilah kaki kita sholat, dimana tempatnya sholat.’’ Berkata ki bentong,’’ di bungbung/bambu ini yang terkait di pagar, disitulah tempatnya aku menjalankan sholat, silahkanlah anda masuk di dalam bungbung.’’ Syarif syam terheran- heran ada percaya ada tidak, dan berkata :’’ hai kaki masuklah anda terlebih dulu nanti aku mengikuti.’’ Segera ki bentong masuk ke dalam bungbung sambil memanggil-manggil syarif syam melihat bahwa bungbung itu ternyata adalah sebuah pintu besar lalu ia masuk, tidak lama terlihat masjid yang lebih besar dan banyak orang yang turut makmum. Syarif syam lalu turut makmum, yang jadi imam ternyata adalah ki bentong.
Sebakdanya sholat syarif syam lalu sujud menyembah sambil berkata,’’ duhai kyai, mohon sih ampun dalam , sungguh paduka itu awliya Allah hamba mohon berguru, dan semoga paduka mau memotng rambut hamba.’’ Ki bentong lalu memberinya wujangan ilmu kedhohiran, kegunaan perwira sakti. Setelah selesai ki bentong lalu berkata,’’ adapun ilmu kebatinan ketauhidan sunan Cirebon nanti yang member wujangan pula yang memotong rambut anda dan anda diberi nama pangeran remagelung, seyogya cepatlah dating ke Cirebon.’’ Remagelung mengucap sandika, lalu mohon pamit meneruskan perjalanannya.
Antara lama kemudian remagelung berjumpa dengan seorang kakek tua. Berkata remagelung,’’ hai kakek tua dimana tempatnya sunan Cirebon.’’ Berkata kakek tua,’’ wallahu’allam  tempatnya sunan Cirebon dan anda darimana, siapa namanya dan kemauannya.’’ Berkata remagelung.’’ Putra syam mau berguru kepada sunan Cirebon yang bisa memotong rambutku sungguh aku akan mengabdi kepadanya.’’ Berkata kakek tua,’’ kasihan sekali orang syam ini, rambutnya bergelatungan tidak dapat di gelung karena kerasnya seperti kawat, kalau menjadikan sukalilanyasaya akan memotongnya, namun saya minta melihatnya dari belakang.’’ Remagelung berkata,’’ sukalila/suka ridho kalau kakek tua mau memotongnya.’’segera remagelung membelakanginya. Kakek tua lalu memegang rambutnya, segera rambut itu getas/rapuh putus berjatuhan di tanah. Kakek tua lalu lenyap. Remagelung kehilangan kakek tua, sudah gundul kepalanya lalu memakai daster hitau seterusnya di sebut pangeran sukalila, karena suka ridho di potong rambutnya dan jadi mashur tempat itu seterusnya di sebut karang getas, sebab mengingat tatkala getasnya/rapuhnya rambut remagelung. Lalu rambut itu di tanamnya di bawah pohon asem di tempat itu pula.
Segera pangeran sukalila meneruskan perjalanannya mencari kakek tua siang malam tidak ditemukan. Lalu ia terbang ke angkasa ke utara barat menujunya kemudian ia dating di panguragan, melihat orang-orang sedang bersayembara penuh berjubel sambil sorao-sorak gegap gempita.
Diceritakan sang ratna panguragan sudah keluar berada di tengah-tengah medan lada di dalam balabar arena sayembara sambil menantang,’’ hai wong salawe Negara/orang dua puluh lima negara ( mksudnya kepada orang-orang yang turut memasuki sayembara) janganlah maju seorang-seorang, majulah semuanya. Segera orang dua puluh lima Negara menyerbu dengan serempak. Sang putri bertindak, ki demang citratanaya menubruk, sang putri meletas ke atas sambil mendupak dan menampar. Ki demang jungkir balik mundur dengan merangkak. Mas behi maju ke depan di tampar lehernya bengkok. Ki tumenggung memeluk di sambut dengan patrem/badik punggungnya sobek. Ki dipati rangkong hendak menangkap disambut dengan patrem lehernya terkulai mundur ditandu. Ki nakhoda hendak memeluk, sang putrid mendahaki, nakhoda mukanya rusak mundur dicikrak.seluruh penonton sorak-sorak gegap gempita. Orang dua puluh lima Negara semuanya ketakutan.
Segera pangeran sukalila datang sudah dihadapan ratna panguragan. Berkata sang putri,’’ hai satria, siapa anda yang hendak masuk sayembara, jangan mati tanpa nama,’’ berkata pangeran sukalila,’’ putra Negara syam, sukalila namaku, anda perempuan siapa di keroyok oleh orang dua puluh lima Negara, rupanya anda prajurit perwira sakti, ulahnya cekatan, pantas lebih seyogya anda kalau di peristri olehku, jangan anda melakukan berperang sendirinya, apa karenanya anda dikeroyok, aku hendak membantu.’’ Nyi mas gandasari berkata,’’ aku mengadakan sayembara, siapa saja yang bisa menangkap mengungguli saya niscaya saya akan mengabdi kepadanya sebagai seorang istri, walaupun orang melarat kalau bisa menangkap saya, itu tandanya jodoh saya.’’ 
Berkata pangeran sukalila,’’ sebaliknya anda menurut kepadaku untuk menghindari kemungkinan tewas, sayang sekali oleh kecantikan anda yang punjul.’’ Berkata sang putri,’’ hai satria di sayangkan sekali sombong perkataan anda, kalau anda sungguh perwira sakti sediakanlah dada anda di timpa sarotamaku/tumbakku.’’ Segera sang putri melepas sarotama dan melepas senjata-senjata laksana hujan. Jeng pangeran memadahi sebuah panah pun tidak ada yang mempan. Segera sang putri mencabut patrem di tusuk-tusukkannya. Jeng pangeran hanya berdiri tidak bergeming sambil senyum. Sang putri segera di tangkapnya tapi tidak tertangkap seperti menangkap bayangan, jeng putri masuk ke dalam bumi,jeng pangeran sudah ada di belakangnya.  Sang putri melesat ke angkasa bersembunyi di mega putih. Jeng pangeran nyusul dan sudah ada dihadapannya. Sang putri lenyap memasuki bunga cempaka. Jeng pangeran merupa jadi lebah, kembang di hisap sarinya, lalu sang putri keluar lari, dikejar olehnya dari belakang.

Kisah Nyai Mas ayu Gandasari Dan Syekh Magelung II


Diceritakan kanjeng sinuhun jati sedang membangun ketemenggungan dan masjid jagabayan dan tempat penjagaan untuk orang-orang jaga/piket disuatu pintu kota pada tahun 1500 M., sedang berdiri di pintu gerbang bersama ki kuwu cakrabuana. Tidak lama kemudian ada datangnya nyi mas gandasari bersembunyi dibawah telapak kaki sunan jati. Lalu pangeran sukalila datanglah sudah dihadapan jeng sunan jati.berkata pangeran sukalila.’’ Hai paman, anda jangan berdiri disitu, minggirlah dulu.’’ Jeng sunan jati lalu minggir dari situ. Gandasari lalu sudah bersembunyi di sabuknya. ‘’ hai paman, aku minta sukanya, sabuk anda aku lihat.’’
Jeng sunan jati lalu melepaskannya. Gandasari sudah keluar dari sabuk lalu bersembunyi dicincin kelingking yang kiri sunan jati.
 ‘’ hai paman, tidak jadi melihat sabuk, tapi cincinnya mau aku lihat rupanya lebih bagus.’’ Jeng sunan jati lalu melepas cincinnya. Gandasari segera keluar dari cincin itu bersembunyi di belakang sunan jati. Pangeran sukalila habis kesabarannya. Jeng sunan jati lalu diterjangnya berusaha menangkap gandasari, pangeran sukalila saksama/sekonyong-konyong lumpuh jatuh dihadapan jeng sunan jati tidak bisa diubah dan bergerak. Pangeran sukalila lalu bertobat sambil berkata,’’ Duhai gusti mohon perampunan. Paduka itu siapa hamba tidak mengetahui.’’ Berkata jeng sunan jati,’’ akua adalah sunan Cirebon, jati purba namakudan anda berasal dari mana, siapa nama anda.’’ Pangeran sukalila menjawab,’’
Hamba adalah putra Syam, sukalila namanya memang paduka dari awal yang dimaksud/dicari karena hamba hingga telah memasuki sayembara panguragan, sesungguhnya paduka yang hamba cari, sungguh hamba bermaksud berguru kepada paduka dan menghadap dhohir batin, semoga paduka suka mengaku kepada hamba  dan menerimanya kitab seprahu dan pengiring hamba dari syam semoga diterima dan pula hamba mohon dapat terlaksana dapat dijodohkan dengan abdi dalem yang bernama Gandasari.’’ 
Jeng sunan jati sudah menerims apa yang dikatakan oleh pangeran sukalila lalu berkata,’’ Gandasari, engkau aku tari/damai kalau bersuami menuruti permintaan pangeran sukalila, lebih seyogyanya kalau engkau jadi satu dengannya.’’ Menjawab Sang Rama Gandasari,’’ Hamba menurut kehendak paduka akan tetapi hamba mohon bathin ( mohon kelak nanti saya di akherat ).’’ Berkata jeng sunan jati,’’ Pangeran sukalila dan kesediaannya gandasari dan supaya minta bersuami nanti saja di batin., oleh karena itulah anda supaya menerimanya.’’ Berkata pangeran sukalila,’’ mematuhi kehendak dalem gandasari di batin istri hamba, dilahir hamba persaudaraan dengan gandasari.’’
Perjanjian Nyi mas gandasari dengan pangeran sukalila disaksikan oleh ki kuwu Cirebon pula oleh sinuhun jati Cirebon dan pangeran sukalila disuruh selanjutnya membangun dukuh sekehendaknya. Adapun pangeran sukalila oleh karena sudah mendapat izin untuk membangun sebuah dukuh/pemukiman, lalu mohon pamit meneruskan perjalanannya diiring oleh rombongannya dua puluh lima orang ke utara, setelah dating disuatu tempat yang ada tumbuhan pohon Kendal besar pangeran sukalila dan rombongan beristirahat merasa senang lalu membangun dukuh di sana setreusnya dukuh itu disebut dukuh karangkendal dan pangeran sukalila seterusnya disebut pangeran karangkendal. Seterusnya dukuhnya itu tambah ramai turut dihuni oleh pendatang-pendatang baru.
 
Sumber : Babad Tanah Padjadjaran
 
sumber:
http://www.angipin.com/2013/02/kisah-nyai-mas-ayu-gandasari-dan-syekh.html
http://www.angipin.com/2013/02/kisah-nyai-mas-ayu-gandasari-dan-syekh_28.html
 

Sunan Gunung Jati Sebagai Wali Qutub Di Zamanya

Maulana Sulthon Syarif Hidayatullah
Cerita ini di kutip dari buku Babad Tanah Cirebon karya PS Sulendraningrat yang menjelaskan tentang perjalananya Syarif Hidayatullah bertemu dengan Nabi Muhammad SAW
Diceritakan di negara mesir sang raja Syarif Hidayatullah sedang sendirian dalam gedung perpustakaan membaca kitab usulkalam yang sangat terperinci/halus,jeng maulana sudah menerima/menangkap tersiratnya kitab yang di baca itu, sehingga timbul rasa sungguh - sungguh berkehendak berguru kepada Nabi Muhammad SAW , walaupun menurut kabar dan memang kenyataanya Nabi Muhammad telah tiada ,tetapi Allah SWT lebih punya kuasa.

Maulana sulthan Syarif Hidayatullah segera keluar dari gedung perpustakaan itu lalu menghadap ibunya ( Nyai Rarasantang ) Syarifah Mudaim,datang sudah di hadapanya
Segera berkata : " Duhai ibu mohon izin akan berguru kepada Maulana Nabi Muhammad SAW,hendak di cari dimana adanya. "
Sang ibunda merangkulnya dan berkata :" Mas sayang putraku,seyogyanya anda tau Maulana Rosulullah SAW sudah tiada,bahkan sudah turun yang ke 22 kepada anda,baik bergurulah kepada Awliya,para ulama mana yang anda pilih anda sukai, janganlah anda cari yang sudah tiada."
Sang putra memaksa karena tidak tahan,segera mohon pamit meneruskan perjalananya pada tanggal 5 bulan jumadil awal tahun 1466M, Sang ibu menangis gelisah.

SUNAN GUNUNG JATI SEBAGAI WALI QUTUB DI ZAMANYA II

Pada tanggal 5 bulan jumadil awal tahun 1466 M sang ibu menangis gelisah di tinggal sang putra ,
Antara malam mimpi bertemu dengan sang suami syarif abdullah ( almarhum ) sultan mesir berkata " Hai adik syarifah muda'im , ikhlaskanlah , yang percayalah kepada Allah SWT , mudah mudahan putra anda lantaran ini menjadi punjul , baik anda berdo'alah kepada Allah SWT ,oleh karena anda dahulu ingin mempunyai putra Waliyullah yang Punjul Sebuana "
Syarifah Muda'im ingat kepada mimpinya lalu bertobat kepada Allah SWT tekun memuji.

Diceritakan Maulana Syarif Hidayatullah yang sedang berjalan naik turun gunung , masuk hutan keluar hutan , lalu bertemu dengan Nagasaka yang besar sekali , Lidahnya mengeluarkan api menghadang perjalanan Maulana Syarif Hidayatullah sambil berkata " Hai orang muda , engkau siapa dan apa kehendak engkau sehingga berjumpa denganku di sini ? Maulana Syarif Berkata " Hai naga , aku sungguh putra mesir , berkeinginan hendak berguru kepada Rosulullah SAW dan engkau naga tidak sama dengan sesamamu yang lain engkau bisa berbahasa manusia ? " Sang naga menjawab " Saya ini namanya Yamlika , Asal dari neraka pada zaman Nabiyullah Sulaiman AS dan engkau jangan teruskan perjalanan ke mekkah dan madinah karena Rosulullah SAW sudah sirna sempurna , kalau engkau sungguh sungguh berjalanlah ke arah barat menuju pulau mejeti dan ini pusaka cupu manik , engkau terimalah jika terawangkan mengetahui yang ghaib dan berkhasiat sebagai obat  obatan walaupun sudah mati bisa di hidupkan kembali. " Cupu di terima sudah , Maulana Syarif mematuhi perkataan naga , segera pamit meneruskan perjalananya ke arah barat lebih mantap kehendaknya serah diri kepada Allah SWT .
Diceritakan pendeta Ampini sedang berada di pinggir pulau majeti hendak ziarah , namun sedang bingung dalam perjalananya , tak lama kemudian datanglah Maulana Syarif , Sang pendeta gembira segera berkata " Hai orang muda , siapa anda bertemu denganku di sini dan apa keinginanya ? Berkata Maulana Syarif " Saya putra mesir , Syarif Hidayatullah namanya , berkeinginan hendak berguru kepada Rosulullah SAW " . Berkata pendeta " apa anda belum mengetahui bahwa Nabi Muhammad Rosulullah SAW itu sudah sirna sempurna ( Wafat ) berabad abad yang lalu , baiknya kita ziarah ke kuburnya Nabi Sulaiman di pulau majeti."

Sunan Gunung Jati Sebagai Wali Qutub Di Zamanya III

Maulana Syarif mengikuti kehendak pendeta ziarah bersama menuju maqam Nabi Sulaiman AS. Tidak antara lama kemudian ada datangnya Nata Ula Naga yang besar sekali menghadang perjalanan , Ki pendeta gemetar sambil berkata " Hidayatullah ? Bagaimana Daya Upaya Anda ! " Syarif Hidayatullah berkata " Hai Naga harap minggir, aku sungguh putra mesir dan hendak ziarah ke maqam Nabi Sulaiman AS " Sang Naga berkata " Hai anak muda, anda saya izinkan,namun saya minta di sediakan air susu sekenyangnya saya,nanti setelah saya kenyang niscaya saya mabuk dan dari telinga saya akan keluar sesuatu seperti lawe/kenthe ( pusaka ),ambilah untuk tumbal/penilak ( senjata ) dan rahayu dari bencana "Maulana Syarif dan sang pendeta lalu bersusah payah mencari susu sekaleng besar lalu di minumkan sudah oleh naga.
Sang naga lalu mabuk lalu terbujur di tanah ternyata keluarlah pusaka dari telinganya, segera di ambil oleh maulana Syarif lalu meneruskan perjalananya.
Jin ,ular ,setan tidak berani mengganggu perjalanan hingga selamat dari bahaya,sampailah Syarif Hidayatullah dan sang pendeta di maqam Nabi Sulaiman AS ,Maulana Syarif  lebih khidmat ,hormat dan khusu dalam ziarahnya sementara sang pendeta yang di kehendaki dalam ziarahnya adalah cincin maklukat Nabi Sulaiman AS, Nabi Sulaiman lalau memberi isyarat jari telunjuknya bergerak dan gelap menyambar sang pendeta hancur sirna sudah, Maulana Syarif terlempar ke angkasa hingga jatuh di puncak sebuah gunung , segera Maulana Syarif bertobat kepada Allah SWT karena menemani orang yang berlaku durjana, oleh karena murkanya Nabi Sulaiman AS Maulana Syarif merasa mati setelah bertobata Maulana syarif meneruskan kembali perjalananya dan berjumpa dengan seorag pertapa yang di sisinya terdapat sebuah kendi
Maulan Syarif berkata " Hai sang pertapa  itu kendi milik siapa ? saya ingin minum ?" sang pertapa membalas " Entah, tatkala saya mulai bertapa ,kendi itu sudah ada " lalu Maulana Syarif bertanya kepada kendi " Hai kendi engkau siapa yang empunya milik ,karena saya ingin minum ?
Kendi menjawab " saya kendi yang berasal dari surga ada semenjak zaman nabi nuh,tuan lah pemilik saya "Diminumlah air kendi namun tidak sampai habis di letakan , kendi lalu bekata " Tuan pasti menjadi raja seketururnanya,akan tetapi tidak sampai terus ,diselang/di rebut ( terjajah ) " kendi lalu diminum kembali hingga airnya habis,Kendi berkata " Selanjutnya negara tuan abadi tidak terjajah ,tetap, merdeka lagi mulia negaranya" kendi berkata lagi " saya kelak mengabdi kalau tuan sudah menjadi raja " Syarif Hidayatullah menjawab " iya semoga terlaksana
Lalu kendi segera terbang ke angkasa dan kembali ke asalanya ,Maulana Syarif merasa tenang,seluruh alam ghaib terlihat dan tubuhnya merasa sehat lagi berbau harum,sang pertapa terheran heran melihat kendi yang bisa berkata kata layaknya manusia dan bisa terbang ke angkasa , sang pertapa ingat kepada sebuah petunjuk,segera cincin Merbun yang berwatak terangnya bangsa gaib dan tujuh lapis bumi terlihat terang nyata dan bisa memuat seluruh isi alam di berikanya kepada Syarif hidayatullah, maulana syarif mengucap terima kasih lalu meneruskan perjalanya.

Sunan Gunung Jati Sebagai Wali Qutub Di Zamanya IV


Diceritakan ada seorang perempuan yang punjul sebuana ingin mengabdi, akan tetapi jeng maulana tidak mau menerimanya, karena mengetahui dari godaan ratu dunia. Segera meneruskan perjalanannya, tidak lama kemudian di hadang oleh seorang lelaki igin mengabdi pula dan mendengar suara di angkasa yang indah merdu sekali. Jeng maulana tidak mau menerimanya, oleh karena mengetahui bahwa mereka itu adalah ratunya setan sewa dian ya ingin menggodanya.
Jeng maulana meneruskan perjalanannya lalu di timpa oleh gelap gulita merasa menderita sekali karenanya. Tidak lama kemudian ada datangnya nabiyyullah ilyas: jeng maulana segera menghanturi bukti hormat berkata nabiyyullah ilyas, terimalah baju ini sebagai pangruating penangkal badan/tubuh,
berwatak kalau di pakai seperti malaikat, bisa memasuki barang keras/padat tanpa berlubang, api tidak mendatangkan panas, di dalam air tidak basah, kalau bepergian hanya sekecap mata.
Baju sudah di terima dan di pakai sambil mengucap terimakasih jeng nabi ilyas berkata, aku tuduhkan anda, sekarang naiklah di sebuah puncak bukit berjumpa dengan seorang lelaki yang mengendarai kuda, anda seyogya mohon pertolongan. Jeng maulana mematuhi lalu mohon pamit meneruskan perjalanannya datang di sebuah puncak gunung. Tidak lama kemudian datanglah nabiyullah chidir mengendarai kuda sebrani. Jeng maulana segera sungkem menghanturi bakti hormat. Jeng nabi chidir lalu memberinya sebuah buah-buahan yang hijau dari sorga. Jeng maulana mengucap terimakasih, lalu di makannya hingga habis lebih nikmat sekali dan keluar cahaya nurbuat teja kuwung-kuwung ( seperti cahaya pelangi), dan mengetahui seluruh bahasa sebanyak barang  milik,jin,setan,malaikat,manusia, khewan dan bangsa angin pun mengerti bahasanya semua, dari khasitnya buah-buahan tadi dan berkahnya menurun hingga 3 turunan. Jeng maulana mohon petunjuk semoga lekas berhasil apa yang di kehendaki jeng nabi chidir suka menolongnya, di suruh bonceng bersama mengendarai kuda. Segera terbang ke angkasa menerep seperti kilat dan pada akhirnya telah datang di ajrak. Jeng maulana di suruh turun. Sang maulana lalu turun dating di karaton ajrak bertemu di hadapan sang prabu jin islam Abdullah safari. Prabu gembira sekali jin maulana di rangkul lalu duduk sejajar berkata sang prabu. ‘’ya bahagia datangnya cucuku, bahagia sekali anda bertemu di sini, apa yang di kehendaki datang di hadapan eyang/kakek?’’ berkata jeng maulana,’’ cucunda hatur bertahu,sesungguhnya saya sedang mencari jeng rasulullah, bermaksud sungguh-sungguh berguru kepadanya, semoga eyang berkenan memberi petunjuk. Sang prabu berkata sambil senyum, kurang seantara waktu lagi akan bisa bertemu dan ini buah-buahan pemberian malaikat, sedunia tanpa tanding. Buah-buahan sudah di terima lalu di makan hingga habis rasanya 1000 nikmat,1000 khaisat, berkahnya menurun hingga 9 turunan. Jeng maulana hingga pingsan karna nikmatnya. Sang prabu lalu mengambil kiyan patih osad asid,’’ ini cucuku bawalah ke damsik ( ibukota Negara jin islam ajrak) , masuklah di dalam masjid wiraulung.’’ Segera sang maulana di bawa di dalam masjid wiraulung. Tidak antara lama jeng maulana terjaga merasa lain zaman, melihat para arwakh orang-orang yang mati sambil orang-orang yang ahlul ma’rifat. Jeng maulana bercakap-cakap dengan semua arwah dan pada mendo’akan semoga lekas terlaksana maksudnya.
Jeng maulana segera semedi mengheningkan cipta menyerahkan diri kepada kehendak illahi. Tidak lama kemudian anda mendengar, hai bahagia sekali engkau orang muda ridho oleh Allah naik ke langit hingga tingkat 6 bertemu/ terlaksana kemauan engkau dengan nabi Muhammad SAW, kalau waktu 28 rajab, tahun 1466 M. waktu mi’rajnya jeng maulana hidayatullah. Setelah jeng maulana mendengar suara yang mengawang lalu menengadah ke langit melihat sudah terbuka, para malaikat pada melambai-lambai jeng maulana segera terbang.

Sunan Gunung Jati Sebagai Wali Qutub Di Zamanya V ( Tamat )

Setelah maulana syarif mendengar suara yang mengawang lalu mengadah ke langit dan melihat langit sudah terbuka , para malaikat melambaikan tanganya , Maulana syarif segera terbang , tibalah sudah di langit pertama , Maulana syarif uluk salam di balas oleh semua malaikat dan semua para malaikat bertindak menggembirakan maulana syarif
Maulana syarif lalu naik ke langit ke tiga , terus hingga sampai pada langit ke enam , para malaikat dn para anbiya yang di jumpai semua di uluki salam , mereka bergembira sekali memuji Allah SWT Maulana syarif segera datang di langit ke enam
Maulana syarif terharu nikmat tiada lain yang terlihat hanya cahaya yang lebih agung laksana meliputi tujuh dunia , Maulana syarif lalu sujud , seribu nikmat , seribu rokhmat laksana lenyapnya papan dengan tulis.
Maka lalu ada suara yang terdengar " Janganlah anda sujud kepada sesama yang baharu ( Makhluk ) sujudlah kepada yang Kodom ( Pencipta ) " Maulana Mendengar suara itu lalu mengangkat kepalanya ke atas melihat kepada Khak yang sesungguhnya .
Nabi Muhammad SAW memberi wejangan sejatinya Syahadat yang bangsa Latifussirri . setelah usai olehnya di wejang , Nabi muhammad berkata " AKU BERI ANDA GELAR INSAL KAMIL , MENJABAT SEBAGAI WALI QUTUB , SEBAGAI WAKIL MUTLAK KU , TIDAK ADANYA NABI YA ADANYA AKU WALI QUTUB , TIDAK ADA AKU YA ADANYA ANDA , BAHKAN TIDAK ADA WUJUD DUA , DAN ANDA GELARKANLAH AGAMA ISLAM , RUKUNYA LIMA PERKARA , SYAHADAT,SHOLAT,PUASA,ZAKAT FITRAH,NAIK HAJI BAGI ORANG YANG KUASA DI JALANYA , DAN PATUHILAH APA YANG TERSEBUT DALAM QUR'AN DAN ANDA JANGAN LAH MENG UNGGUL UNGGULI MENG HEBAT HEBATI YANG TANPA AMAL KEBAJIKAN DAN ANDA BERGURULAH APA ADAT BIASA DI DUNIA ,YANG BENAR LAKUNYA NASTITI HATI HATI YANG SEJATINYA ".
Maulana syarif mengucap terima kasih atas apasih pemberian Rosul insan kamil lalu mohon pamit, segera turun ke langit ke lima trus hingga ke langit pertama . Insan kamil sudah pamit uluk salam , di balas oleh semua para Anbiya dan semua para malaikat , Alhamdulillahirobbilalamin dan tasbih .
Insan kamil turun dengan mengendarai awan putih bergembira sekali , di hormat hormat .
Tidak antara hari insan kamil mohon pamit meneruskan perjalananya mengendarai mahligai emas di iringi oleh jin islam Syekh Domas delapan puluh orang . Dan patih osad asid turun serta . tidak lama kemudian datanglah sudah Insan Kamil di keraton mesir , Kala waktu nifsu sya'ban pada tahun 1466 M , lalu datang di hadapan ibundanya . segera di rangkul rangkul oleh sang ibu sambil menagis karna rindu sekali .
Geger orang senegara bersuka ria setelah datangnya Maulana Insan Kamil . Kyiai patih Ki penghulu dan bupati sentara Mantri pada menghadap mengahturkan selamat datang .Maulana insan kamli sedah menceritakan dari awal sampai akhir pengalaman perjalananya yang berhasil itu .
TAMAT

sumber:

Sunan Gunung Jati Sebagai Wali Qutub Di Zamanya V ( Tamat )

Sunan Gunung Jati Sebagai Wali Qutub Di Zamanya IV
Sunan Gunung Jati Sebagai Wali Qutub Di Zamanya III
Sunan Gunung Jati Sebagai Wali Qutub Di Zamanya II
Sunan Gunung Jati Sebagai Wali Qutub Di Zamanya I