KEUTAMAAN BULAN SYA'BAN (Hal. 2)

(Sambungan Hal. 1) KEUTAMAAN BULAN SYA'BAN

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَصُومُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ إِلَّا شَعْبَانَ وَرَمَضَانَ وَفِي الْبَاب عَنْ عَائِشَةَ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ أُمِّ سَلَمَةَ حَدِيثٌ حَسَنٌ وَقَدْ رُوِيَ هَذَا الْحَدِيثُ أَيْضًا عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ كَانَ يَصُومُهُ إِلَّا قَلِيلًا بَلْ كَانَ يَصُومُهُ كُلَّهُ حَدَّثَنَا هَنَّادٌ حَدَّثَنَا عَبْدَةُ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو حَدَّثَنَا أَبُو سَلَمَةَ عَنْ عَائِشَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِذَلِكَ وَرُوِيَ عَنْ ابْنِ الْمُبَارَكِ أَنَّهُ قَالَ فِي هَذَا الْحَدِيثِ قَالَ هُوَ جَائِزٌ فِي كَلَامِ الْعَرَبِ إِذَا صَامَ أَكْثَرَ الشَّهْرِ أَنْ يُقَالَ صَامَ الشَّهْرَ كُلَّهُ وَيُقَالُ قَامَ فُلَانٌ لَيْلَهُ أَجْمَعَ وَلَعَلَّهُ تَعَشَّى وَاشْتَغَلَ بِبَعْضِ أَمْرِهِ كَأَنَّ ابْنَ الْمُبَارَكِ قَدْ رَأَى كِلَا الْحَدِيثَيْنِ مُتَّفِقَيْنِ يَقُولُ إِنَّمَا مَعْنَى هَذَا الْحَدِيثِ أَنَّهُ كَانَ يَصُومُ أَكْثَرَ الشَّهْرِ قَالَ أَبُو عِيسَى وَقَدْ رَوَى سَالِمٌ أَبُو النَّضْرِ وَغَيْرُ وَاحِدٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ عَائِشَةَ نَحْوَ رِوَايَةِ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi dari Sufyan dari Manshur dari Salim bin Abu Al Ja'd dari Abu Salamah dari Ummu Salamah dia berkata, saya tidak pernah melihat Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam berpuasa dua bulan berturut-turut kecuali pada bulan Sya'ban dan Ramadlan. Dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari 'Aisyah. Abu 'Isa berkata, hadits Ummu Salamah merupakan hadits hasan. Hadits ini telah diriwayatkan dari Abu Salamah dari 'Aisyah bahwa dia berkata, saya tidak pernah melihat Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam lebih banyak berpuasa kecuali pada bulan Sya'ban, beliau dulu sering berpuasa pada bulan Sya'ban kecuali beberapa hari saja bahkan beliau sering berpuasa sebulan penuh. Telah menceritakan kepada kami Hannad telah menceritakan kepada kami 'Abdah dari Muhammad bin Amru telah menceritakan kepada kami Abu Salamah dari 'Aisyah dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam seperti diatas. Dan diriwayatkan dari Ibnu Mubara bahwasanya dia berkata, menurut kaedah bahasa arab, hukumnya boleh mengungkapkan puasa sebulan kurang dengan ungkapan puasa sebulan penuh, sebagaimana dikatakan fulan terjaga sepanjang malam (beraktifitas terus) padahal dia hanya makan malam dan melakukan beberapa urusan. Berdasarkan pernyataan tadi, sepertinya Ibnu Mubarak melihat dua hadits diatas memiliki korelasi arti yang sama, dia berkata, sesungguhnya makna hadits diatas ialah Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam lebih banyak berpuasa pada bulan Sya'ban. Abu 'Isa berkata, Salim Abu Nadlr dan yang lainnya telah meriwayatkan hadits ini dari Abu Salamah dari 'Aisyah seperti riwayatnya Muhammad bin Amru. (HR. At Tirmidzi No.668)

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا بَقِيَ نِصْفٌ مِنْ شَعْبَانَ فَلَا تَصُومُوا قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ هَذَا الْوَجْهِ عَلَى هَذَا اللَّفْظِ وَمَعْنَى هَذَا الْحَدِيثِ عِنْدَ بَعْضِ أَهْلِ الْعِلْمِ أَنْ يَكُونَ الرَّجُلُ مُفْطِرًا فَإِذَا بَقِيَ مِنْ شَعْبَانَ شَيْءٌ أَخَذَ فِي الصَّوْمِ لِحَالِ شَهْرِ رَمَضَانَ وَقَدْ رُوِيَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا يُشْبِهُ قَوْلَهُمْ حَيْثُ قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَقَدَّمُوا شَهْرَ رَمَضَانَ بِصِيَامٍ إِلَّا أَنْ يُوَافِقَ ذَلِكَ صَوْمًا كَانَ يَصُومُهُ أَحَدُكُمْ وَقَدْ دَلَّ فِي هَذَا الْحَدِيثِ أَنَّمَا الْكَرَاهِيَةُ عَلَى مَنْ يَتَعَمَّدُ الصِّيَامَ لِحَالِ رَمَضَانَ

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah telah menceritakan kepada kami 'Abdul 'Aziz bin Muhammad dari Al 'Ala' bin Abdurrahman dari ayahnya dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda: " Jika telah masuk pada pertengahan bulan Sya'ban, maka janganlah kalian berpuasa." Abu 'Isa berkata, hadits Abu Hurairah merupakan hadits hasan shahih, kami tidak mengetahui kecuali melalui jalur ini dengan lafadz seperti di atas. Arti dari hadits diatas menurut sebagian ulama ialah jika seseorang tidak terbiasa berpuasa kemudian ketika masuk pada pertengahan bulan Sya'ban baru ia mulai berpuasa karena (menyambut) bulan Ramadlan. Telah diriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam seperti makna yang diterangkan oleh mereka, yaitu beliau Shalallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Janganlah kalian berpuasa beberapa hari menjelang bulan Ramadlan kecuali jika bertepatan hari puasa yang biasa kalian lakukan." Hadits ini menunjukan larangan bagi orang yang sengaja berpuasa menjelang datangnya puasa Ramadlan. (HR. At Tirmidzi No.669


  

حَدَّثَنَا عَبْد اللَّهِ قَالَ وَجَدْتُ هَذَا الْحَدِيثَ فِي كِتَابِ أَبِي بِخَطِّ يَدِهِ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حُمَيْدٍ أَبُو سُفْيَانَ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ ثَوْرِ بْنِ يَزِيدَ عَنْ خَالِدِ بْنِ مَعْدَانَ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَل
َّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَتَحَرَّى صَوْمَ شَعْبَانَ وَصَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ

Telah menceritakan kepada kami Abdullah berkata; "Saya menemukan hadits ini di dalam kitab ayahku yang ditulis dengan tangannya.", telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Humaid Abu Sufyan, dari Sufyan, dari Tsaur bin Yazid, dari Khalid bin Ma'dan, dari Aisyah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. sangat menjaga puasa sya'ban, dan puasa senin dan kamis. (HR.Ahmad No.23369)

حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ قَالَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ يَعْنِي ابْنَ عَمْرٍو قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو سَلَمَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَ قُلْتُ أَيْ أُمَّهْ كَيْفَ كَانَ صِيَامُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ كَانَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لَا يَصُومُ وَلَمْ أَرَهُ يَصُومُ مِنْ شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْ صِيَامِهِ مِنْ شَعْبَانَ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ إِلَّا قَلِيلًا بَلْ كَانَ يَصُومُهُ كُلَّهُ

Telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair dia berkata; telah menceritakan kepada kami Muhammad yaitu Ibnu Umar dia berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Salamah dari Aisyah dia (Abu Salamah) Berkata; wahai ibu bagaimana puasa Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam? (Aisyah) Berkata; "Beliau sedemikian sering melakukan puasa sehingga kami mengatakan bahwa beliau tidak pernah berbuka (tidak berpuasa), namun beliau juga sering berbuka (tidak puasa) sehingga kami mengatakan bahwa beliau jarang berpuasa. Dan saya tidak pernah melihat beliau lebih banyak melakukan puasa di suatu bulan daripada puasa beliau di bulan sya'ban. Sungguh beliau puasa sya'ban tidak sedikit bahkan beliau berpuasa sya'bah sebulan penuh." (HR. Ahmad No.24154)

حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا أَبِي عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ وَرَمَضَانَ

Telah menceritakan kepada kami Waki' telah menceritakan kepada kami Ayahku dari Manshur dari Salim bin Abi Al Ja'd dari Abu Salamah bin Abdurrahman dari Ummu Salamah bahwa Rasulullah shallahu'alaihi wa sallam berpuasa Sya'ban dan Ramadlan. (HR. Ahmad No.25308)

حَدَّثَنِي يَحْيَى عَنْ مَالِك عَنْ أَبِي النَّضْرِ مَوْلَى عُمَرَ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهَا قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لَا يَصُومُ وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ

telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari Abu Nadlr mantan budak 'Umar bin 'Ubaidullah, dari Abu Salamah bin Abdurrahman dari Aisyah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berpuasa terus menerus hingga kami berkata, beliau tidak pernah berbuka. Beliau juga pernah berbuka terus menerus hingga kami berkata, bahwa beliau tidak pernah berpuasa. Aku tidak melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melengkapi puasanya satu bulan penuh kecuali bulan Ramadan. Dan aku tidak melihatnya banyak berpuasa dalam satu bulan kecuali pada bulan Sya'ban." (HR. Malik No.601
 


Dari Rasulullah Saw. bersabda :
"Barang siapa berpuasa tiga hari dari permulaan bulan Sya'ban dan tiga hari dipertengahan bulan Sya'ban serta tiga hari diakhir bulan Sya'ban, maka Allah ta'aalaa mencatat baginya seperti pahala tujuh puluh Nabi, dan s
eperti orang yang beribadah kepada Allah ta'aalaa selama tujuh puluh tahun dan apabila dia mati ditahun itu maka dia sebagai orang yang mati syahid".

Dari Rasulullah Saw. bersabda :
"Barang siapa yang mengagungkan bulan Sya'ban, bertaqwa kepada Allah dan bertaat kepadaNya serta menahan diri dari perbuatan ma'syiyat/durhaka, maka Allah ta'aalaa mengampuni semua dosanya dan menyelamatkannya didalam satu tahun itu dari segala macam bencana dan dari bermacam-macam penyakit". (Zubdatul Waa'izdiina)

Diceritakan dari Muhammad bin Abdullah Az-Zaahidiy bahwa dia berkata : "Kawan saya Abu Hafshin Al-Kabir telah meninggal dunia, maka saya juga menyalati jenazahnya. dan saya tidak mengunjungi kuburnya selama delapan bulan. Kemudian saya bermaksud akan menengok kuburnya. Ketika saya tidur dimalam hari saya bermimpi melihatnya dia sudah berobah mukanya menjadi pucat, maka saya bersalam kepadanya dan dia tidak membalasnya. Kemudian saya berkata/bertanya kepadanya : "Subhaanallaahi / Maha Suci Allah, mengapa engkau tidak membalas salam saya?". Dia menjawab : "Membalas salam adalah ibadah, sedang kami sekalian telah terputus dari ibadah". Kata saya : "Mengapa saya melihat wajahmu berubah, padahal sungguh engkau dahulu berwajah bagus?". Dia menjawab : "Ketika saya dibaringkan didalam kubur, telah datang satu Malaikat dan duduk disebelah kepala saya seraya berkata : "Hai situa yang jahat, dan dia menghitung semua dosa saya dan semua perbuatan saya yang jahat bahkan diapun memukul saya dengan sebatang kayu sehingga badan saya terbakar". Kuburpun berkata kepada saya : "Apakah engkau tidak malu kepada Tuhanku?". Kemudian kuburpun menghimpit saya dengan himpitan yang kuat sekali sehingga tulang-tulang rusukku menjadi bertebaran dan sendi-sendi tulangkupun menjadi terpisah-pisah sedang saya dalam siksa sampai malam pertama bulan Sya'ban". Waktu itu ada suara mengundang dari atas saya : "Hai Malaikat, angkatlah batang kayumu dan siksamu dari padanya, karena sesungguhnya dia pernah menghidupkan/mengagungkan satu malam dari bulan Sya'ban selama hidupnya dan pernah berpuasa pula satu hari dibulan Sya'ban". Maka Allah ta'aalaa menghapuskan siksa dari padaku dengan sebab aku memuliakan malam hari di bulan Sya'ban dengan shalat dan berpuasa satu hari dibulan Sya'ban; kemudian Dia Allah ta'aalaa member kegembiraan kepada saya dengan sorga dan kasih sayangNya".

Dari Rasulullah Saw. bersabda : "Barang siapa yang menghidupkan malam dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adh-ha) dan setengah dari bulan Sya'ban, maka hatinya tidak akan mati disaat semua hati sama mati". (Zahratur Riyaadhi)


Dari 'Aisyah ra., ia berkata :
"Tidak pernah Rasulullah Saw. berpuasa dari suatu bulan yang lebih banyak daripada bulan Sya'ban. Sungguh beliau berpuasa penuh pada bulan Sya'ban". Dan didalam riwayat yang lain dikatakan : "Beliau berpuasa pada bulan Sya'ban, kecuali sedikit (beberapa hari saja beliau tidak berpuasa)". (HR.Bukhari dan Muslim)

Rasulullah Saw. ditanya tentang : "Wahai Rasulullah, kami belum pernah melihat engkau berpuasa pada bulan-bulan lain, seperti engkau berpuasa pada bulan Sya'ban". Rasul Saw. bersabda : "Itulah bulan yang dilupakan oleh manusia, antara Rajab dan Ramadhan. Yaitu bulan dimana amal-amal manusia dilaporkan kepada penguasa alam semesta. Maka aku lebih suka bila amalku dilaporkan sementara aku sedang berpuasa". (HR.Ahmad)

Diriwayatkan dari 'Atha-i bin Yasari Ra. bahwa dia berkata : "Tidak ada satu malam sesudah malam Qadar (Lailatul Qadar) yang lebih utama kecuali dari malam setengah bulan Sya'ban".

Niat Puasa Sya’ban :

نويت صوم شهر شعبان سنة لله تعالى

NAWAITU SHAUMA SYAHRI SYA’BAN SUNNATAN LILLAHI TA'ALA.

Artinya : “ Saya niat puasa bulan sya’ban, sunnah karena Allah Ta’ala.”

Dan masih banyak lagi dalil-dalil tentang keutamaan bulan Sya’ban dan Nisfu (pertengahan) Sya’ban.

Wahai Saudara-saudariku jadikanlah dibulan Sya'ban ini kita banyak-banyak berpuasa dan beramal shaleh menghidupkan sunnah Nabi Saww. serta memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad Saw, agar kita diridhai oleh Allah Swt. dan mendapat syafa'at dari Rasulallah Saw., serta tidak menjadi orang yang merugi diakhirat nanti karena mengetahui keutamaan bulan Sya'ban dan pahala/ganjaran dari shalawat kepada Nabi Saw. karena "siapa yang cinta pada sesuatu hal maka ia akan sering menyebut-nyebutnya".

Wallaahu A'lam Bishawab..


Artikel oleh: Mibinibinu Bheen Yahya  

0 komentar:

Posting Komentar